Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Strategi Baru BI Mengawal Likuiditas...

Caranya masih menggunakan operasi moneter, namun ada beberapa hal yang baru dilakukan tahun ini untuk menyesuaikan kondisi global. Hal ini salah satunya disebabkan likuiditas yang tak merata di industri perbankan.

"Kita punya 113 bank tapi likuiditasnya tidak merata. Untuk mengatasi risiko ke depan, BI merespon untuk meningkatkan ketersediaan likuiditas dan mendukung pendalaman pasar keuangan dengan operasi moneter," kata Nanang di kompleks BI, Jakarta, Senin (6/5/2019).

Nanang mengatakan, distribusi yang tidak merata ini karena keterbatasan market line antarbank. Antara bank A di buku 1 dan bank B di buku 2 berbeda kapasitasnya untuk mengakses pasar uang antar bank. Salah satu langkah yang dilakukan Bi yakni menerapkan dua jenis operasi moneter, yakni kontraksi dan ekspansi.

"Jadi two side monetary operation. BI yamg tadinya hanya operasi moneter yang kontraksi, hari ini dan ke depan akan lebih seimbang baik kontraksi maupun ekspansi," kata Nanang.

Nanang mengatakan, penggunaan dua instrumen itu berfungsi untuk meredistribusi likuiditas dari bank yang likuiditas tinggi ke bank yang kurang likuiditas.

Cara kerjanya, menyerap likuiditas dengan instumen kontraksi moneter melalui lelang SBN maupun penerbitan SBI, SBIS, dan SukBI. Kemudian, merambah ekspansi moneter dengan melakukan repo, FX swap sehingga bisa dimanfatakan bank yang kekurangan likuiditas.

Cara kedua, yakni dengan meningkatkan frekuensi lelang. Sebelumnya lelang dilakukan secara diskresi dan tidak teratur.

"Sejak awal tahun 2019, BI sudah boleh melakukan lelang secara reguler yamg sifatnya pasti. Bahkan freksuensinya kami tingkatkan," kata Nanang.

Selain itu, pelelangan memiliki tenor tertentu dan terjadwal. Jadi sejak enam bulan sebelumnya, lelang tersebut diumumkan di website. Dengan demikian, bank punya kepastian untuk mengakses ke instrumen likuiditas ekspansi dari BI.

Pelelangan juga akan berbasis pada mekanisme pasar. Sebelumnya, saat melalukan operasi moneter secara kontraksi, harga yang ditentukan berdasarkan variabel rate tender di mana tingkat diskonto diajukan oleh peserta lelang. Sementara dengan sistem fixed rate tender, suku bunga instrumen bergantung pada penawaran peserta lelang.

"Nanti baik ekspansi maupun kontraksi akan menggunakan variabel rate tender. Ini tantangan bagi perbankan dalam lakukan bidding pricing," kata Nanang.

https://money.kompas.com/read/2019/05/07/104100826/strategi-baru-bi-mengawal-likuiditas-

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke