Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Sepekan Lalu IHSG Anjlok 6,16 Persen, Ini Penjelaskan BEI

Direktur Perdagangan dan Pengaturan Anggota BEI Laksono Widodo menjelaskan, faktor domestik dan eksternal menjadi penyebab jebloknya kinerja IHSG.

Dari dalam negeri, data-data makro yang baru saja dirilis oleh Badan Pusat Statistik (BPS) yaitu neraca dagang Indonesia per April 2019 defisit hingga 2,5 miliar dollar AS. Angka itu berasal dari nilai ekspor 12,6 miliar dollar AS dan impor sebesar 15,10 miliar dollar AS menjadi salah satu pemicu merosotnya IHSG.

"Kalau kita lihat dari perusahaan tercatat pada kuartal I itu memang lebih rendah dari pada perkiraan analis, jadi analis ini banyak yang melakukan downgrade. Tentunya ini butuh waktu untuk tercermin di harga," ujar Laksono di Jakarta, Senin (20/5/2019).

Panasnya situasi politik dalam negeri serta kondisi perang dagang antara Amerika Serikat dan China pun turut berdampak pada kinerja IHSG di pasar saham.

"Kedua, kita tau lah ada data-data makro yang kurang preferable. Ketiga, situasi politik meskipun enggak parah-parah banget tapi tetap menimbulkan semacam kekhawatiran dan juga enggak bisa dihindari bahwa kenyatannya perang dagang masih menjadi headline dimana-mana," ucapnya.

Namun, otoritas bursa masih akan mengamati perkembangan pasar secara lebih lanjut. Kekhawatiran adalah hal yang wajar, namun sebaiknya pelaku pasar tak bereaksi secara berlebihan.

"Jadi menurut saya bussiness as usual no reason to get panic. Enggak ada alasan untuk panik saat ini," kata dia.

https://money.kompas.com/read/2019/05/20/132539626/sepekan-lalu-ihsg-anjlok-616-persen-ini-penjelaskan-bei

Terkini Lainnya

Emiten Menara TBIG Catat Pendapatan Rp 6,6 Triliun Sepanjang 2023

Emiten Menara TBIG Catat Pendapatan Rp 6,6 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

Whats New
Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke