Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Perang Dagang, Indonesia Mesti Bersiap Terima Industri dari China

"Perang dagang berdampak panjang, dengan adanya perang dagang AS-China, negara lain akan berlomba-lomba menyerap investasi yang keluar dari China. Pertanyaannya, kita siap atau tidak menerima industri yang akan pindah dari China. Ini sebetulnya yang harus kita persiapkan," ucap Halim Alamsyah di Jakarta, Senin (20/5/2019).

Perang dagang yang terus berlanjut juga mempengaruhi penurunan ekonomi dunia termasuk Indonesia. Namun Halim mengatakan, penurunan ekonomi China akan lebih berpengaruh terhadap Indonesia dibanding penurunan ekonomi Amerika.

"Meski China merupakan negara ke-2 ekonomi dunia dan Amerika ekonomi ke-1 dunia, tapi China akan lebih berpengaruh. Sebab, China adalah mitra dagang ke-1 bagi Indonesia, sementara Amerika berada di posisi ke-5," papar Halim.

Halim menyebut, setiap 1 persen penurunan PDB China, Indonesia juga akan menurun 0,19 persen PDB. Namun, setiap 1 persen penurunan PDB Amerika Serikat, Indonesia hanya turun 0,05 persen.

Meski sedikit, Halim mengimbau pemerintah untuk benar-benar memperhatikan dampak keberlanjutan perang dagang AS-China.

"Ini harusnya menjadi konsen, karena sekecil apapun tetap penurunan. Apabila ekonomi mereka menyusut, pasti akan tetap ada dampak ke Indonesia," kata Halim.

Sebelumnya Investment Director Aberdeen Standard Investment Indonesia Bharat Joshi juga menilai hal yang sama. Bharat menilai kedua negara tersebut akan menaikkan bea tarif masing-masing sehingga China pun kesulitan menemukan pembeli dari produk-produk buatannya.

Akibat perang tarif ini, banyak investor yang keluar dari China dan mencari negara-negara lain untuk menyeimbangkan supply-nya. Dari situ, besar kemungkinan bisnis baru akan mengalir ke Asia Tenggara termasuk Indonesia sehingga Indonesia harus bersiap-siap menjadi ladang investor baru.

"Karena kalau kita lihat supply chain, ya. Suply chain sekarang didominasi di negara China. Kalau perang dagang terus berlanjut, banyak perusahaan-perusahaan asing yang melihat perang dagang AS-China akan balance suply chain mereka ke negara-negara ASEAN, seperti Thailand dan Indonesia," ucap Bharat Joshi baru-baru ini.

https://money.kompas.com/read/2019/05/21/124300226/perang-dagang-indonesia-mesti-bersiap-terima-industri-dari-china

Terkini Lainnya

Terapkan Ekonomi Sirkular, Aqua Gandeng Ikatan Pemulung

Terapkan Ekonomi Sirkular, Aqua Gandeng Ikatan Pemulung

Whats New
Inflasi Medis Kerek Pembayaran Klaim AXA Financial Indonesia

Inflasi Medis Kerek Pembayaran Klaim AXA Financial Indonesia

Whats New
Wirausaha Muda Butuh Tingkatkan Kompetensi, Program Bimbingan Jadi Solusi

Wirausaha Muda Butuh Tingkatkan Kompetensi, Program Bimbingan Jadi Solusi

Whats New
Terbang ke Jepang, Menhub Bahas MRT Jakarta hingga Pelabuhan Patimban

Terbang ke Jepang, Menhub Bahas MRT Jakarta hingga Pelabuhan Patimban

Whats New
Forum APEC SMEWG, Menteri Teten Ajak Tingkatkan Kolaborasi terkait UKM

Forum APEC SMEWG, Menteri Teten Ajak Tingkatkan Kolaborasi terkait UKM

Whats New
Ekonom Sebut Program Gas Murah Berisiko Bikin Defisit APBN

Ekonom Sebut Program Gas Murah Berisiko Bikin Defisit APBN

Whats New
Hartadinata Abadi Bakal Tebar Dividen Rp 15 Per Saham

Hartadinata Abadi Bakal Tebar Dividen Rp 15 Per Saham

Whats New
Penjelasan DHL soal Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta

Penjelasan DHL soal Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta

Whats New
Stok Lampu Bisa Langka gara-gara Implementasi Permendag 36/2023

Stok Lampu Bisa Langka gara-gara Implementasi Permendag 36/2023

Whats New
IHSG Ditutup Naik 63 Poin, Rupiah Menguat di Bawah Level 16.200

IHSG Ditutup Naik 63 Poin, Rupiah Menguat di Bawah Level 16.200

Whats New
Jam Operasional Pegadaian Senin-Kamis, Jumat, dan Sabtu Terbaru

Jam Operasional Pegadaian Senin-Kamis, Jumat, dan Sabtu Terbaru

Whats New
Bos BI Optimistis Rupiah Bakal Kembali di Bawah Rp 16.000 Per Dollar AS

Bos BI Optimistis Rupiah Bakal Kembali di Bawah Rp 16.000 Per Dollar AS

Whats New
Mendag Ungkap Penyebab Harga Bawang Merah Tembus Rp 80.000 Per Kilogram

Mendag Ungkap Penyebab Harga Bawang Merah Tembus Rp 80.000 Per Kilogram

Whats New
Hadapi Tantangan Perubahan Iklim, Kementan Gencarkan Pompanisasi hingga Percepat Tanam Padi

Hadapi Tantangan Perubahan Iklim, Kementan Gencarkan Pompanisasi hingga Percepat Tanam Padi

Whats New
Panen Ganda Kelapa Sawit dan Padi Gogo, Program PSR dan Kesatria Untungkan Petani

Panen Ganda Kelapa Sawit dan Padi Gogo, Program PSR dan Kesatria Untungkan Petani

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke