Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Ini Alasan Untuk Mencairkan Dana Darurat

Yang menjadi pertanyaan, kapan dan apa alasan yang tepat ketika untuk mencairkan dana darurat?

Untuk Anda yang masih awam, dana darurat adalah sejumlah uang yang bisa disimpan dalam produk keuangan minim risiko seperti tabungan, deposito, reksa dana pasar uang, atau emas yang digunakan untuk keperluan yang sifatnya sangat penting dan tidak terduga.

Idealnya dana darurat itu berkisar antara 3 – 12 bulan pengeluaran tergantung status lajang atau menikah dan jumlah anak.

Semakin besar jumlah anggota keluarga, maka semakin besar pula dana darurat yang perlu disiapkan.

Misalkan pengeluaran (baca : bukan penghasilan) adalah Rp 5 juta per bulan, maka dana darurat adalah antara Rp 15 juta–Rp 60 juta.

Besarnya menggunakan satuan bulan pengeluaran karena mempertimbangkan skenario terburuk di mana, pencari nafkah utama kehilangan pekerjaannya. Waktu 3-12 bulan dapat digunakan sebagai waktu untuk mendapatkan pekerjaan kembali sebelum terpaksa harus berutang untuk kebutuhan hidup.

Meski demikian, dana darurat tidak semata-mata hanya bisa digunakan ketika pencari nafkah kehilangan pekerjaan saja. Dalam hidup ini, ada saja cobaan dan peristiwa yang dalam proses mengarunginya membutuhkan dana yang sifatnya di luar dugaan.

Berikut ini adalah “alasan” yang dapat dipertimbangkan sebagai alasan untuk menggunakan sebagian dana darurat.

Darurat Medis

Perlindungan kesehatan di Indonesia dengan adanya BPJS Kesehatan memang sudah membaik walaupun masih bisa terus disempurnakan. Meski demikian, terkadang pengeluaran terkait darurat medis belum tentu dapat tertutup semuanya dengan BPJS Kesehatan.

Dalam kondisi seperti ini, untuk menghindari terjebak pinjaman KTA, Kartu Kredit atau bahkan pinjaman online dengan bunga tinggi, dana darurat dapat dipergunakan.

Darurat medis belum tentu hanya terjadi pada kita, anggota keluarga dan kerabat terdekat tapi bisa juga terjadi pada binatang peliharaan kesayangan. Belakangan ini, bahkan ada test darah dan ronsen untuk binatang yang biayanya tidak sedikit juga.

Perlu diperhatikan, kondisi medis ada yang sifatnya memang darurat dan butuh penangan seperti sakit atau kecelakaan, ada juga yang sifatnya estetika seperti pasang behel, operasi plastik dan sebagainya. Jika dianalogikan, itu seperti Kebutuhan dan Keinginan.

Sebaiknya bisa dibedakan dengan baik mana yang benar-benar perlu dan mana yang sekedar nice to have saja.

Kematian dan Kelahiran

Peristiwa kematian dan kelahiran tidak hanya membawa duka cita dan suka cita tapi pada tingkatan tertentu juga berpotensi menghabiskan biaya. Yang bebas biaya memang ada juga, yaitu dengan memberikan ucapan melalui WA atau Group WA.

Tapi untuk orang-orang yang sangat anda hormati, kerabat atau kenal dekat, dimana anda ingin memberikan perhatian lebih dari sekedar ucapan via WA, diperlukan biaya seperti uang duka, papan bunga, tiket perjalanan, penginapan, hadiah kelahiran dan sebagainya.

Tentu saja, tingkat keikhlasan tidak diukur dari besarnya biaya yang dikeluarkan saja.

Perbaikan Alat Transportasi

Pilihan alat transportasi memang semakin beragam seiring dengan bertambahkan fasilitas kendaraan umum dan transportasi online. Namun untuk sebagian orang, kendaraan sendiri seperti motor atau mobil lebih praktis karena kendala jarak dan biaya.

Ketika kendaraan tersebut rusak, tentu biaya perjalanan pulang pergi ke tempat kerja setiap hari bisa melonjak. Untuk itu menggunakan dana darurat untuk segera memperbaiki kendaraan merupakan pilihan yang bijaksana dalam jangka panjang.

Koreksi Besar Pada Bursa Saham

Koreksi besar IHSG dengan kisaran penurunan 30-50 persen itu hanya terjadi 1-2 kali dalam 25 tahun terakhir ini. Memang tidak ada jaminan akan langsung naik, bisa juga setelah dibeli masih turun lagi. Tapi secara historis jika sudah turun 30-50 persen bisa menjadi pertimbangan untuk dibeli karena valuasinya sudah menjadi sangat murah.

Perlu diperhatikan juga bahwa yang turun 50 persen itu adalah indeks saham secara keseluruhan (IHSG), bukan saham secara individual.

Dana darurat memang sebaiknya tidak digunakan untuk investasi, apalagi pada jenis saham atau reksa dana saham. Namun tentu sangat disayangkan jika kesempatan tersebut lewat begitu saja. Untuk alasan ini, sebaiknya penggunaan dana darurat tidak lebih dari 50 persen.

Prinsip dari penggunaan dana darurat adalah sebisa mungkin tidak semuanya dan begitu ada penghasilan, maka secepatnya di isi kembali.

Tantangan utama dalam mengelola dana darurat bukanlah inflasi. Dalam 5 tahun terakhir, besaran inflasi di Indonesia sangat terkendali. Justru yang menghabiskan penghasilan itu adalah dari promosi, mulai dari promosi biaya perjalanan, promosi layanan antar makanan, hingga promosi diskon di e-commerce yang dikemas dengan sedemikian cantiknya sehingga tanpa sadar masyarakat menjadi lebih “boros” dalam berbelanja.

Demikian artikel ini, semoga bermanfaat.

https://money.kompas.com/read/2019/06/10/105800726/ini-alasan-untuk-mencairkan-dana-darurat

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke