Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Industri Olahraga Potensial Dikembangkan di Indonesia

Tahun 2019 diperkirakan ada sekitar 340 event lari yang tersebar di lebih dari 20 kota di Indonesia. Angkanya meningkat 300 persen dari tahun 2014 yang hanya sebanyak 102 event.

Event tersebut pun rutin digelar tahunan, seperti Bali Marathon dan Borobudur Marathon untuk di dalam negeri hingga kompetisi bergengsi di luar negeri seperti Tokyo Marathon dan London Marathon.

Di luar kompetisi lari resmi, aktivitas lari semakin banyak digeluti karena dianggap olahraga yang paling mudah dan fleksibel.

Dampak yang paling terlihat adalah berkembangnya komunitas-komunitas lari berbasis daerah yang menyatukan peminat lari dari berbagai kalangan. Komunitas ini bahkan berperan cukup besar dalam menciptakan “inovasi unik” dalam berlari, misalnya komunitas lari gunung (trail running) dan komunitas lari malam yang banyak diikuti karyawan.

Founder Runhood, Adystra Bimo mengatakan, fakta tersebut menunjukkan bahwa industri olahraga, khususnya lari, memiliki potensi besar dalam hal bisnis jika dikembangkan di Indonesia. Runhood merupakan pengembang konten independen seputar olahraga lari. Tujuannya yakni membangun ekosistem industri olahraga di Indonesia.

"Industri olahraga di Indonesia sangat potensial untuk dikembangkan seiring dengan prestasi atlet Indonesia yang meningkat," ujar Dystra dalam keterangan tertulis, Senin (17/6/2019).

Ditambah lagi tumbuhnya kesadaran masyarakat untuk menjalani gaya hidup sehat. Di Indonesia, kata Dystra, praktik sports marketing masih terbatas pada sponsorship dan endorsement dari brand kepada atlet atau klub.

Namun umumnya para pemilik brand belum memahami kekuatan dari klub atau atlet tersebut dalam merepresentasikan produk mereka. Sehingga hanya sebatas memanfaatkan ajang kompetisi sewaktu-waktu saja, misal saat momen Asian Games.

Oleh karena itu, Dystra menilai perlu lebih banyak lagi dialog dengan para brand untuk mengelola strategi sports marketing agar para sports talent dapat mendukung aktivitas pemasaran produk dengan lebih baik.

Untuk mencapai tujuan tersebut, Runhood mulai melirik peluang diversifikasi bisnis di awal tahun 2018, yakni sports marketing agency. Dystra mengatakan, banyak selling point yang bisa dieksplor di industri olahraga.

"Pada dasarnya olahraga sudah memiliki citra positif yang melekat sebagai aktivitas yang berdampak baik bagi kesehatan, dari sini pun sudah sangat kuat menjadi sebuah pesan pada konten," kata Dystra.

Runhood menawarkan solusi untuk brand olahraga maupun non olahraga yang ingin melakukan sports marketing di Indonesia, mulai dari tahap perencanaan hingga eksekusi. Dengan jumlah tim sebanyak lima orang, perusahaan yaang sudah beroperasi selama empat tahun itu mampu mencetak revenue lebih dari Rp 2 miliar di akhir 2018.

Runhood fokus pada tiga media sosial, yakni Youtube, Facebook, dan Instagram untuk mempromosikan penyebaran event sehingga membuka potensi partisipan yang lebih luas. 

"Harapannya dengan semakin banyak konten dan informasi “out-of-the box” yang kami berikan, akan lebih banyak masyarakat yang memahami seluk beluk olahraga lari," kata Dystra. 

Potensi bisnis lainnya berasal segi konsumsi pelari terhadap apparel dan gear untuk menunjang aktivitas lari. Semakin tinggi komitmen pelari, semakin besar pula anggaran belaja yang dikeluarkan untuk produk-produk tersebut.

Melihat persaingan sports brand yang kompetitif, perlu ada informasi produk yang jujur dan mudah dipahami agar membantu pelari memilih perlengkapan pendukung yang sesuai dengan kebutuhan mereka. Dalam hal ini, Runhood bertugas membuat ulasan produk tersebut lewat konten yang menarik.

"Selain bermanfaat untuk penikmat lari, konten ini dapat menjadi insight tersendiri bagi para sports brand untuk menakar kesiapan pasar pelari Indonesia terhadap produk-produk yang sedang maupun yang disiapkan untuk dipromosikan,” kata Dystra.

https://money.kompas.com/read/2019/06/17/181700426/industri-olahraga-potensial-dikembangkan-di-indonesia

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke