JAKARTA, KOMPAS.com - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatatkan kinerja ekspor Indonesia surplus sebesar 0,21 miliar dollar AS. Walaupun demikian, secara kumulatif dari Januari 2019 hingga Mei 2019 neraca perdagangan Indonesia mencatatkan defisit sebesar 2,14 miliar dollar AS.
Kepala BPS Suhariyanto menyampaikan, terdapat beberapa negara di mana neraca perdagangan Indonesia mencatatkan surplus.
Tiga negara mitra dagang Indonesia dengan neraca perdagangan surplus adalah Amerika Serikat, India dan Belanda.
"Beberapa negara yang mencatatkan surplus sepanjang Januari hingga Mei 2019 adalah Amerika Serikat, dengan surplus 3,9 miliar dollar AS, India 3,08 miliar dollar AS dan Belanda sebesar 1,016 miliar dollar AS," ujar Suhariyanto di Jakarta, Senin (24/6/2019).
Sebagai informasi, surplus perdagangan terjadi ketika ekspor Indonesia ke negara tertentu lebih tinggi jika dibandingkan dengan impor negara tersebut ke Indonesia.
Sementara sebalinknya, defisit neraca perdagangan terjadi ketika nilai ekspor Indonesia ke negara tertentu lebih rendah jika dibandingkan dengan nilai impornya.
Nilai defisit neraca perdagangan Indonesia tertinggi terjadi di China, Thailand dan Italia.
Dengan China, defisit neraca perdagangan Indonesia mencapai 8,48 miliar dollar AS. Angka tersebut lebih dalam jika dibandingkan dengan periode Januari hingga Mei 2018 yang sebesar 8,10 miliar dollar AS.
Sementara, negara lain di mana Indonesia mengalami defisit neraca perdagangan adalah Italia dan Thailand.
"Dengan Thailand kita defisit 1,6 miliar dollar AS dan Australia kita defisit 1,0 miliar dollar AS," ujar Suhariyanto.
https://money.kompas.com/read/2019/06/24/172743226/surplus-dengan-as-neraca-perdagangan-ri-masih-defisit-lawan-china