Raksasa teknologi asal Negeri Ginseng itu memperkirakan laba operasi sekitar 6,6 triliun won atau sekitar 5,6 miliar dollar AS (Rp 78,6 triliun) untuk kuartal II 2019 yang berakhir bulan Juni. Jumlah itu turun dari sekitar 14,9 triliun untuk periode yang sama tahun lalu.
Tapi, perkiraan penurunan laba ini jauh lebih baik dari apa yang diekspektasikan analis, karena Samsung (SSNLF) sempat memasok layar tampilan ponsel (display) untuk pabrikan ponsel lain, salah satunya Apple.
Adapun pelemahan laba ini memang telah terjadi selama setahun terakhir, yang sebagian besarnya karena pelemahan bisnis chip memori. Laba operasi perusahaan kuartal terakhir pun turun ke level terendah sejak akhir 2016, yang saat itu ponsel Samsung Galaxy Note 7 sering meledak dan terbakar.
"Surplus pasokan dan melambatnya permintaan untuk chip memori telah menciptakan lingkungan yang "sulit" untuk Samsung," kata analis HSBC Rick Seo dikutip CNN, Sabtu (6/7/2019).
Pelemahan laba ini memperlihatkan penjualan ponsel terbarunya pun tak cukup membantu. Analis dari Daiwa Capital Markets memperkirakan, penjualan Galaxy S10 justru melesu dan membuat pendapatan perusahaan lebih rendah untuk kuartal III.
SK Kim, seorang analis dari perusahaan yang sama menambahkan, penurunan laba ini secara tak langsung sebagai akibat dari perang dagang. Biasanya, Huawei membantu penjualan chip memori. Tapi karena pembatasan AS dan masuknya perusahaan asal Negeri Tirai Bambu tersebut ke daftar hitam, berakibat negatif pada penjualan Samsung.
Kim juga memprediksi bulan-bulan berikutnya akan memberi banyak tekanan pada pembuat chip memori seperti Samsung untuk menurunkan harga, sehingga penurunan laba akan berlanjut beberapa bulan mendatang.
Sisi positifnya, Kim mengatakan masuknya Huawei ke dalam daftar hitam bisa menggenjot pengiriman ponsel Samsung di semester II 2019. Samsung diperkirakan akan melaporkan penghasilan yang baik dari bisnis ponsel dan jaringan pada bulan terakhir tahun ini.
https://money.kompas.com/read/2019/07/06/120300926/pasar-chip-lemah-samsung-proyeksi-laba-kuartal-ii-turun-56-persen-