Selain faktor The Fed yang akan memangkas suku bunganya, salah satu sentimen positif datang dari faktor domestik.
Ekonom Bank Permata Josua Pardede menyebutkan, faktor dari domestik yang memberi dorongan agar rupiah kembali menguat adalah pidato Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada Jumat (12/7/2019) lalu.
Dia mengatakan, Jokowi berencana memangkas pajak perusahaan dan mempermudah investasi di bidang industri.
"Pernyataan Pak Jokowi untuk memberikan relaksasi untuk investment dan juga memangkas pph badan dari 25 persen menjadi 20 persen," ujar Josua.
Selain pernyataan Presiden Jokowi tersebut, Josua juga berpendapat bahwa faktor pertemuan antara Jokowi dan Prabowo Subianto turut menjadi sentimen positif untuk memperkuat kembali posisi rupiah di awal pekan ini.
"Rekonsiliasai antara peserta pilpres mampu memperbaiki stabilitas politik kita yang diharapkan juga mendorong stabilitas perekonomian kita," tambah Josua.
Menurut Josua, peluang rupiah menguat juga didorong oleh data neraca perdagangan yang akan rilis besok. Ia memperkirakan adanya peningkatan surplus di bulan Juni.
Josua memprediksi rupiah hari ini akan menguat di rentang Rp 13.950 - Rp 14.050 per dollar AS.
Menurut dia, peluang penguatan ini sangat besar karena belum ada sentimen-sentimen negatif yang bisa menghambat penguatan ini. (Adrianus Octaviano)
Artikel ini telah tayang di Kontan.co.id dengan judul Bertemunya Jokowi dan Prabowo bakal mengangkat rupiah, Senin (15/7)
https://money.kompas.com/read/2019/07/15/074409626/jokowi-prabowo-bertemu-rupiah-diprediksi-lanjutkan-penguatan