Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Mirza Adityaswara Kenang Pekerjaan Jadi DGS BI yang Penuh Tantangan

JAKARTA, KOMPAS.com - Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI) Mirza Adityaswara menghadiri Rapat Dewan Gubernur (RDG) terakhirnya, sebelum masa tugasnya berakhir pada bulan ini dan digantikan oleh Destry Damayanti.

Dalam konferensi pers hasil RDG, Kamis (18/7/2019) dia mengatakan, periode jabatannya yang selama 5 tahun 10 bulan bukanlah masa-masa yang mudah.

Pasalnya, dia bersama dengan tim dewan gubernur yang lain harus menghadapi kondisi perekonomian yang tak berhenti bergejolak sejak periode taper tantrum pada tahun 2013.

"Kami mendapat amanah di Bank Indonesia selama 5 tahun 10 bulan, jadi periode pertama 10 bulan, kedua 5 tahun dan periode yang cukup challenging bersama-sama dengan dewan gubernur yang lain menghadapi situasi global yang tidak mudah," ujar Mirza.

Taper tantrum merupakan julukan bagi efek pengumuman kebijakan moneter bank sentral Amerika Serikat Federal Reserve pada tahun 2013 yang langsung memukul nilai tukar sejumlah negara berkembang.

Disebut taper tantrum lantaran efek itu langsung muncul walaupun tindakan kebijakan moneter belum dilakukan. Pasalnya, sudah sejak 2013 The Fed berkali-kali mengumumkan akan menaikkan suku bunga, tetapi tidak kunjung dilakukan.

Nilai tukar mata uang negara-negara berkembang pun langsung anjlok hingga akhirnya The Fed benar-benar menaikkan suku bunga pada tahun 2015.

"Gabungan naiknya suku bunga Amerika Serikat dari taper tantrum 2013 kemudian 2015 naik beneran," ujar Mirza.

Tak berhenti sampai di situ, setelah perekonomian global berangsur mulai stabil sepanjang periode 2016 hingga 2017, dunia kembali bergejolak setelah Presiden Donald Trump mengeluarkan kebijakan yang cukup kontroversial, yaitu menerapkan tarif untuk negara-negara yang memiliki surplus neraca perdagangan dengan Negeri Paman Sam.

Eskalasi ketegangan perdagangan terus meningkat, terutama dengan China yang memiliki surplus neraca dagang tertinggi dengan AS.

"Kemudian di sisi lain pertumbuhan ekonomi China turun yang membuat ekspor kita juga turun," ujar Mirza.

"Jadi memang periode 2013-2018 tidak mudah," ujar Mirza.

Meskipun pada tahun 2019 ini BI sudah mulai melakukan beberapa pelonggaran, baik kebijakan moneter maupun makroprudensial.

Meskipun demikian, Mirza mengatakan bukan berarti periode 2019 akan menjadi masa-masa yang mudah.

"Memang tidak bisa dibilang kita akan menjalani periode easy going, tapi yang kami bersyukur tim BI sangat solid bersama KSSK, BI mengawal periode yang tidak mudah ini," ujar Mirza.

Gubernur BI Perry Warjiyo pun mengapresiasi kinerja Mirza selama hampir enam tahun menjabat sebagai Deputi Gubernur Senior.

"He's being part of BI selama 6 tahun mendedikasikan seluruh pemikiran, kerja keras sehingga memberikan warna dan sumbangan yang sangat besar terhadap kebijakan-kebijakan Bank Indonsia," ujar Perry.

https://money.kompas.com/read/2019/07/18/175152726/mirza-adityaswara-kenang-pekerjaan-jadi-dgs-bi-yang-penuh-tantangan

Terkini Lainnya

Wapres Minta Manfaat Ekonomi Syariah Bisa Dirasakan Masyarakat

Wapres Minta Manfaat Ekonomi Syariah Bisa Dirasakan Masyarakat

Whats New
PT Pamapersada Nusantara Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3, S1, dan S2

PT Pamapersada Nusantara Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3, S1, dan S2

Work Smart
Tur Wisata Lebaran Makin Ramai, Ini Strategi Dwidaya Tour Tetap Dorong Transaksi Tahun Ini

Tur Wisata Lebaran Makin Ramai, Ini Strategi Dwidaya Tour Tetap Dorong Transaksi Tahun Ini

Whats New
Rupiah Tertekan, 'Ruang' Kenaikan Suku Bunga Acuan BI Jadi Terbuka

Rupiah Tertekan, "Ruang" Kenaikan Suku Bunga Acuan BI Jadi Terbuka

Whats New
Hana Bank Catat Laba Bersih Rp 453 Miliar, Total Aset Naik

Hana Bank Catat Laba Bersih Rp 453 Miliar, Total Aset Naik

Whats New
Tingkatkan Produksi Beras di Jateng, Kementan Beri Bantuan 10.000 Unit Pompa Air

Tingkatkan Produksi Beras di Jateng, Kementan Beri Bantuan 10.000 Unit Pompa Air

Whats New
Genjot Energi Bersih, Bukit Asam Target Jadi Perusahaan Kelas Dunia yang Peduli Lingkungan

Genjot Energi Bersih, Bukit Asam Target Jadi Perusahaan Kelas Dunia yang Peduli Lingkungan

Whats New
HM Sampoerna Bakal Tebar Dividen Rp 8 Triliun

HM Sampoerna Bakal Tebar Dividen Rp 8 Triliun

Whats New
PLN Nusantara Power Sebut 13 Pembangkit Listrik Masuk Perdagangan Karbon Tahun Ini

PLN Nusantara Power Sebut 13 Pembangkit Listrik Masuk Perdagangan Karbon Tahun Ini

Whats New
Anak Muda Dominasi Angka Pengangguran di India

Anak Muda Dominasi Angka Pengangguran di India

Whats New
Daftar 6 Kementerian yang Telah Umumkan Lowongan PPPK 2024

Daftar 6 Kementerian yang Telah Umumkan Lowongan PPPK 2024

Whats New
Pembiayaan Kendaraan Listrik BSI Melejit di Awal 2024

Pembiayaan Kendaraan Listrik BSI Melejit di Awal 2024

Whats New
Peringati Hari Bumi, Karyawan Blibli Tiket Donasi Limbah Fesyen

Peringati Hari Bumi, Karyawan Blibli Tiket Donasi Limbah Fesyen

Whats New
Great Eastern Hadirkan Asuransi Kendaraan Listrik, Tanggung Kerusakan sampai Kecelakaan Diri

Great Eastern Hadirkan Asuransi Kendaraan Listrik, Tanggung Kerusakan sampai Kecelakaan Diri

Earn Smart
Setelah Akuisisi, Mandala Finance Masih Fokus ke Bisnis Kendaraan Roda Dua

Setelah Akuisisi, Mandala Finance Masih Fokus ke Bisnis Kendaraan Roda Dua

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke