Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Menteri Jonan: Bisnis Migas Harus Mengutamakan Keselamatan

Jonan mengatakan, kasus tersebut merupakan contoh kurangnya perhatian pentingnya teknologi yang mengutamakan keselamatan di sektor minyak dan gas. Pasalnya, salah satu titik kritis yang kerap digaungkan para pakar hukum dan auditor terkait industri migas adalah mahalnya biaya eksplorasi dan ongkos produksi di sektor tersebut.

"Anjungan ini adalah salah satu anjungan yang dibangun putra-putri Indonesia. Cost saving-nya besar sekali," ujar dia di Jakarta, Senin (22/7/2019).

Dia mengatakan, kejadian yang terjadi di anjungan lepas pantai ini adalah untuk yang ketiga kalinya.

Baca: Pertamina Gandeng Perusahaan AS untuk Tangani Dampak Gelembung Gas

Adapun saat ini, otoritas terkait telah menangani jalannya proses penanganan dari peristiwa gelembung gas tersebut.

"Nah ini sekarang oil spill sudah ada, gas leaknya juga ada sedang ditangani tadi saya monitor aja sampai mana ini adalah kejadian ketiga," ujar dia.

Seharusnya penggunaan teknologi di sektor pertambangan, hulu migas, dan industri ekstraktif lainnya bisa 100 persen menjamin keselamatan, dan bukan hanya sebatas mengutamakan penghematan.

Pasalnya, seiring dengan besarnya penghematan, risiko yang dihadapi juga bakal besar.

"Kalau ada kecelakaan, you'll spend alot more," ujar dia.

Untuk itulah, dia pun meminta agar otoritas hukum dan keuangan memahami kerumitan yang menyebabkan besarnya ongkos yang harus digelontorkan untuk industri migas ini.

Oleh karena itu, Jonan menyarankan agar BPK merekrut tenaga ahli dari pegawai Kementerian ESDM.

"Saya sangat menganjurkan, kalau di tempat Prof Rizal (Anggota BPK) inspektur migas ditugaskan di sini, atau pertambangan, atau potreleum engineer. Tenaga ahli dididik jadi auditor juga boleh," ujar dia.

https://money.kompas.com/read/2019/07/22/180500326/menteri-jonan--bisnis-migas-harus-mengutamakan-keselamatan

Terkini Lainnya

Jokowi Tegaskan Freeport Sudah Milik RI, Bukan Amerika Serikat

Jokowi Tegaskan Freeport Sudah Milik RI, Bukan Amerika Serikat

Whats New
Astra Infra Group Bakal Diskon Tarif Tol Saat Lebaran 2024, Ini Bocoran Rutenya

Astra Infra Group Bakal Diskon Tarif Tol Saat Lebaran 2024, Ini Bocoran Rutenya

Whats New
Dampak Korupsi BUMN PT Timah: Alam Rusak, Negara Rugi Ratusan Triliun

Dampak Korupsi BUMN PT Timah: Alam Rusak, Negara Rugi Ratusan Triliun

Whats New
Cek, Ini Daftar Lowongan Kerja BUMN 2024 yang Masih Tersedia

Cek, Ini Daftar Lowongan Kerja BUMN 2024 yang Masih Tersedia

Whats New
Rincian Harga Emas Hari Ini di Pegadaian 29 Maret 2024

Rincian Harga Emas Hari Ini di Pegadaian 29 Maret 2024

Spend Smart
Kecelakaan Beruntun di GT Halim Diduga gara-gara Truk ODOL, Kemenhub Tunggu Investigasi KNKT

Kecelakaan Beruntun di GT Halim Diduga gara-gara Truk ODOL, Kemenhub Tunggu Investigasi KNKT

Whats New
Indef: Banjir Barang Impor Harga Murah Bukan Karena TikTok Shop, tapi...

Indef: Banjir Barang Impor Harga Murah Bukan Karena TikTok Shop, tapi...

Whats New
Emiten Menara TBIG Catat Pendapatan Rp 6,6 Triliun Sepanjang 2023

Emiten Menara TBIG Catat Pendapatan Rp 6,6 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

Whats New
Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke