Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Mahasiswi Jadi Korban "Skimming", Uang untuk Bayar Kuliah Hilang

KOMPAS.com - Seorang mahasiswi menjadi korban kejahatan skimming, padahal uang yang dia simpan di rekening itu untuk bayar uang kuliah.  

Skimming merupakan tindakan pencurian informasi kartu kredit atau debit dengan cara menyalin informasi yang terdapat pada kartu secara ilegal

Kisah ini diungkap pengguna Twitter, Mazidatur Rizqiyah, @ceriblasem yang juga merupakan mahasiswi Universitas Sebelas Maret (UNS).

Saat itu, dia hendak membayar Uang Kuliah Tunggal (UKT), namun menjadi korban skimming ATM pada Sabtu (27/7/2019).

Mazidatur Rizqiyah atau akrab disapa Reza mengisahkan bahwa pada Senin (22/7/2019) malam, ia dan teman-teman Kelompok Kerja Nyata (KKN) Gunung Kidul tengah mengobrol soal pembayaran UKT.

"Iseng-isenglah aku buka mobile banking, eh tapi kok sisa uangku tinggal Rp 2.000 saja. Padahal kuingat-ingat saldo masih ada Rp 7 juta, sedangkan tagihan UKT Rp 6,3 juta," tulis Reza dalam twitnya.

Adapun sistem pembayaran UKT di UNS menggunakan cut-off autodebet sesuai jumlah tagihan dari bank swasta, BTN.

Sementara itu, proses cut-off autodebet berlangsung mulai Selasa (23/7/2019).

Sontak, Reza pun panik dan langsung mengecek mutasi pada rekeningnya. Diketahui, ludesnya uang tersebut dikarenakan ada penarikan sejak Sabtu (20/7/2019).

"Aku tidak pernah melakukan transaksi itu sama sekali. Posisinya aku tahu itu malam dan lagi di posko KKN, di sana enggak ada ATM. Ada ATM pun jauh banget harus ke kota," tulis Reza.

Keesokan harinya, Reza langsung mengurus ke bank BTN di Solo dan disebutkan oleh petugas bahwa saldo di ATM-nya hanya bersisa Rp 52.000.

Kemudian, pihak BTN cabang UNS menghubungi BTN Pusat dan disebutkan bahwa ATM milik Reza kemungkinan ada indikasi skimming. Sebab, penarikan diketahui berasal dari Medan dan Batam.

Petugas BTN mengungkapkan bahwa pelaku tindakan skimming biasanya memasang alat di mesin-mesin ATM yang kurang pengawasan, seperti di pom bensin, supermarket, atau tempat lainnya.

Alhasil, Reza pun memblokir ATM-nya dan membuat surat pengaduan nasabah agar dikoreksi dan berharap bank bisa mengembalikan uangnya.

"Saya sudah mengajukan pengaduan nasabah ke BTN. Ini masih menunggu 14 hari dari tanggal lapor kemarin," ujar Reza saat dihubungi Kompas.com pada Selasa (30/7/2019).

"Kemungkinan awal Agustus sekitar tanggal 5, saya ke Solo. Dari BTN bilang kurang lebih prosesnya 14 hari kerja, jadi bisa lebih dari 14 hari," kata dia.

Sementara, hari terakhir pembayaran UKT pada Jumat (9/8/2019).

Selain itu, Reza mengungkapkan bahwa ia belum menghubungi pihak administrasi UNS, karena UNS sudah ada alur penundaan UKT.

Tanggapan BTN

Menyikapi hal itu, Corporate Secretary BTN, Achmad Chaerul mengungkapkan bahwa pihaknya telah menerima laporan tersebut.

"Sedang diinvestigasi untuk memastikan benar tidaknya terkena skimming," ujar Achmad kepada Kompas.com, Selasa (30/7/2019).

Ia mengungkapkan, penting untuk diperhatikan bagi nasabah agar selalu berhati-hati pada saat melakukan transaksi melalui mesin ATM. Sebab, skimming bisa terjadi di semua ATM, terutama pada saat meng-input PIN ATM.

"Bank akan mengganti kerugian nasabah bila terbukti hal tersebut akibat skimming," ujar Achmad.

https://money.kompas.com/read/2019/07/31/072621726/mahasiswi-jadi-korban-skimming-uang-untuk-bayar-kuliah-hilang

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke