Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Perhatikan, Ini 6 Kesalahan Keuangan Terbesar Generasi Milenial

NEW YORK, KOMPAS.com - Generasi milenial kerap dipandang kesulitan mencapai kemandirian finansial. Namun demikian, sebenarnya generasi ini bisa merdeka finansial asal tahu cara dan komitmen dalam membuat keputusan keuangan.

Dilansir dari CNBC, perencana keuangan Brian M Kuderna mengatakan, banyak milenial yang terjebak dalam anggapan mencari waktu yang tepat untuk mulai menabung.

"Waktu yang tepat berarti secepat mungkin. Jika kamu belum mulai menabung, maka ini saat yang tepat untuk mengidentifikasi kebiasaan buruk keuanganmu dan segera memperbaikinya," ujar Kuderna.

Menurut dia, berikut adalah 6 kesalahan keuangan terbesar yang dilakukan generasi milenial.

1. Membiarkan utang kartu kredit menumpuk

Kuderna menjelaskan, menggunakan kartu kredit secara teratur dan bertanggung jawab adalah salah satu cara efekrif membangun skor kreditmu. Riwayat kepatuhan bayar dan transaksi akan menentukan apakah aplikasi kredit rumah maupun kredit kendaraan bermotor dikabulkan atau tidak.

"Sayangnya, sebagian besar milenial yang bekerja sama dengan saya susah payah melunasi utang kartu kredit," ungkap Kuderna.

Dia menuturkan, ada dua aturan penting dalam penggunaan kartu kredit, yakni jangan mengandalkan kartu kredit untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari dan jangan menggunakan kartu kredit untuk belanja berlebihan membeli barang yang tak dibutuhkan.

"Jika kamu baru lulus dan baru saja memasuki dunia kerja, cobalah menyimpan sebanyak-banyaknya uang ke rekening bank selama enam bulan kariermu. Ini akan memberikan pijakan awal dalam memupuk tabungan dan membuat penyehatan kartu kredit lebih mudah," saran Kuderna.

2. Tidak punya dana darurat

Kuderna mengungkapkan, tiap kali dirinya mengisi seminar literasi keuangan untuk mahasiswa, ia bertanya tentang cita-cita terbesar mereka setelah lulus kuliah. Jawaban paling populer biasanya adalah membeli rumah.

Namun, tak ada yang menjawab cita-cita berupa memupuk dana darurat. Menurut Kuderna, banyak orang membuat kesalahan berupa menabung untuk satu tujuan saja.

"Hasilnya, mereka terlilit utang atau harus menarik dana dari tabungan lain," ucap dia.

Kuderna menjelaskan, dana darurat adalah jaring pengamanmu apabila mengalami kondisi darurat keuangan, semisal penyakit atau kehilangan pekerjaan. Ada pula dana segera, yang ditujukan bagi pengeluaran kecil yang dapat diprediksi, misalnya perbaikan rumah, kendaraan, atau upah pekerja renovasi rumah.

Biasanya, dan darurat harus dapat menanggung biaya hidupmu selama tiga hingga enam bulan.

3. Belanja setara penghasilan

Ketika muda, hidup untuk saat ini terkesan lebih menarik ketimbang merencanakan masa depan. Akan tetapi, kamu tidak akan mencapai kemerdekaan finansial jika selalu terjebak "inflasi gaya hidup" alias menaikkan belanja ketika penghasilan bertambah atau gaji naik.

Artinya, jangan bertambah hedon ketika gaji lebih tinggi. Jangan merencanakan liburan mewah hanya karena kamu dapat bonus.

Sebaliknta, fokus pada bingkai yang lebih besar. Tabunglah uang itu atau gunakan untuk melunasi utang yang ada saat ini.

"Dengan sedikit mengencangkan ikat pinggang, kamu dapat menumbuhkan uang dan membelanjakannya untuk tujuan yang lebih penting, seperti membeli rumah, pensiun dini, melindungi kondisi keluarga, atau menyelenggarakan pesta pernikahan impian," terang Kuderna.

4. Tidak proaktif soal kesehatan

Miliarder dan investor kawakan Warren Buffett mengatakan, kamu cuma punya satu jiwa dan raga sepanjang hidupmu. Jika kamu tidak merawatnya dengan baik selagi muda, ini sama saja seperti membiarkan mobil terkena hujan dan perlahan dimakan karat.

Ketika mobil sudah berkarat, biaya perbaikannya lebih mahal.

"Bersifat proaktif tentang kesehatan akan membantu kamu hidup lebih lama dan mencegah biaya perawatan kesehatan yang tinggi di masa mendatang," ungkap Kuderna.

Mulailah dengan menjaga pola makan dan rutin berolahraga. Manfaatkan tunjangan kesehatan dari kantor untuk memeriksakan kondisi kesehatan alias medical checkup untuk mengetahui segala kemungkinan yang dapat terjadi di kemudian hari.

5. Tidak berinvestasi di pasar saham

Investasi di pasar saham adalah salah satu cara tercepat untuk menumbuhkan uang yang kamu miliki. Jika kamu masih ragu untuk berinvestasi, kamu bisa menghubungi manajer investasu untuk memperoleh saran dan masukan.

Memang, ada banyak risiko dalam berinvestasi di pasar saham. Risiko itu antara lain kamu tidak bisa mengontrol apa yang terjadi di pasar atau besaran keuntungan yang bisa diambil.

Namun demikian, kamu bisa mengontrol berapa banyak uang yang disisihkan, persentasi keuntungan ketika berinvestasi jangka panjang, dan bagaimana kamu menginvestasikan uang. Kamu bisa memulai dengan berinvestasi di reksa dana.

6. Tidak menabung untuk pensiun


Menunggu terlalu lama untuk menabung untuk pensiun, menurut Kuderna, adalah kesalahan besar yang akan kembali untuk menghantuimu di masa depan. Uang yang dimiliki kerap digunakan untuk belanja, liburan, atau aktivitas berbiaya besar lainnya.

Aturan umumnya adalah menempatkan setidaknya 15 persen dari penghasilan sebelum pajak setiap tahun untuk ditabung.

"Alasan umum yang saya dengar dari milenial adalah penghasilannya tidak cukup. Jika itu masalahnya, cobalah mengubah gaya hidup sehingga kamu bisa hidup dengan (biaya) lebih rendah dari penghasilan," terang Kuderna.

https://money.kompas.com/read/2019/08/06/125000126/perhatikan-ini-6-kesalahan-keuangan-terbesar-generasi-milenial

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke