Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Pertumbuhan Ekonomi Melambat, Sektor-Sektor Ini Masih Menjanjikan

Angka tersebut menunjukkan pertumbuhan ekonomi terendah sejak tahun 2015 dibanding periode yang sama tahun-tahun sebelumnya.

Pertumbuhan yang melambat ini sebagai dampak buruknya kinerja ekspor akibat perang dagang AS-China, meski di sisi lain konsumsi masyarakat dan investasi masih positif.

Melihat perlambatan tren pertumbuhan, Kepala Riset Bahana Sekuritas Lucky Ariesandi menilai sektor konsumer masih tumbuh cukup baik meski banyaknya hambatan global.

Baca : Pertumbuhan Ekonomi RI Melambat, Ini Fakta-faktanya

Kuatnya konsumsi masyarakat ini disinyalir terdongkrak dari pengeluaran negara untuk belanja pemilu dan kenaikan gaji pokok Pegawai Negeri Sipil (PNS), TNI, dan Kepolisian sebesar 5 persen.

"Namun yang perlu dicermati, apakah konsumsi masih akan tetap kuat dengan kemungkinan harga komoditas diperkirakan masih akan mengalami tekanan pada kuartal - kuartal selanjutnya, dengan perang dagang yang masih berlanjut," kata Kepala Riset Bahana Sekuritas Lucky Ariesandi dalam keterangan tertulisnya, Rabu (7/8/2019).

Ditambah lagi, kata Lucky, pemadaman listrik yang baru saja terjadi di wilayah Jawa Barat, Banten, dan DKI Jakarta juga menjadi penyumbang perlambatan pertumbuhan ekonomi.

"Bila berkepanjangan, tentunya akan berisiko bagi pertumbuhan ekonomi pada kuartal tiga," kata dia.

Sektor Perbankan dan Infrastruktur Masih Menjanjikan

Selain sektor konsumer, Lucky menilai sektor perbankan masih positif. Khususnya perbankan yang memiliki Current Account and Saving Account (CASA) alias dana murah akan lebih diuntungkan, karena beban untuk biaya dana akan turun.

"Perbankan yang memiliki Loan to Deposit Ratio (LDR) tinggi juga akan mendapat dampak positif karena bunga pinjaman masih relatif tinggi," ungkap Lucky.

Sektor infrastruktur terkait telekomunikasi dan konstruksi juga akan diuntungkan. Pasalnya, BI memberikan sinyal pelonggaran kebijakan moneter akan terus berlanjut usai memotong suku bunga 5,75 persen dan GWM.

Dengan masih terbukanya penurunan suku bunga lebih lanjut, pertumbuhan ekonomi sepanjang tahun ini diperkirakan bisa berada diatas 5,2 persen.

Sektor-sektor yang memiliki utang cukup besar seperti infrastruktur dan telekomunikasi, kaya Lucky, akan mendapat keuntungan beban biaya pinjaman akan turun karena turunnya suku bunga.

"Sektor properti dan otomotif yang sangat sensitif terhadap suku bunga juga akan diuntungkan karena penurunan bunga kredit akan mendongkrak penjualan properti, mobil dan motor," papar Lucky.

https://money.kompas.com/read/2019/08/07/104700526/pertumbuhan-ekonomi-melambat-sektor-sektor-ini-masih-menjanjikan

Terkini Lainnya

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Whats New
Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Whats New
KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

Whats New
Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke