Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Penerimaan Negara Diprediksi Ciut akibat Pertumbuhan Ekonomi Lesu

JAKARTA, KOMPAS.com - Realisasi defisit APBN 2019 diproyeksi akan makin melebar.

Hal tersebut, menurut Ekonom Senior Indef Enny Sri Hartati, lantaran pertumbuhan ekonomi tahun ini akan meleset jauh dari target APBN sebesar 5,3 persen.

“Melihat realisasi pertumbuhan semester satu, kemungkinan PDB sampai akhir tahun hanya akan tumbuh sekitar 5 persen dan ini akan semakin menambah shortfall (kekurangan) penerimaan negara,” kata Enny, Kamis (8/8/2019).

Selain itu, penerimaan negara juga diproyeksi melemah akibat harga komoditas seperti minyak mentah, batubara, dan sawit, masih rendah. Ini menyebabkan kontribusi pajak penghasilan sektor migas serta penerimaan negara bukan pajak (PNBP) sektor sumber daya alam (SDA) tidak optimal.

Tambah lagi, Enny menilai, pemerintah terlalu banyak memberi insentif perpajakan yang membuat penerimaan berkurang, namun tak bertaji menstimulasi pertumbuhan ekonomi sesuai ekspektasi.

“Insentif fiskal memang bagus untuk stimulus, tapi kalau tidak tepat justru menimbulkan komplikasi,” ujar Enny.

Hal serupa diungkapkan Kepala Riset LPEM FEB UI Febrio Kacaribu. Menurutnya, insentif perpajakan yang diberikan pemerintah tidak sejalan dengan percepatan produksi industri yang menggenjot ekonomi dalam negeri.

“Idealnya, produksi naik lebih cepat daripada penurunan penerimaan pajak (akibat insentif), tapi ternyata tidak. Artinya, elastisitas dari pemberian insentif ini rendah,” kata Febrio.

Sepanjang semester I-2019, pertumbuhan ekonomi Indonesia hanya mencapai 5,06 persen secara tahunan (yoy). Penerimaan kuartal II 2019 sendiri hanya 5,05 persen (yoy), atau jauh lebih rendah daripada periode yang sama tahun lalu di mana pertumbuhan menembus 5,27 persen (yoy).

Dalam prognosisnya, Kementerian Keuangan memperkirakan outlook pertumbuhan ekonomi akhir tahun sebesar 5,2 persen. Sementara, defisit APBN diproyeksi melebar dari target awal 1,84 persen terhadap PDB menjadi 1,93 persen terhadap PDB. (Grace Olivia)

Berita ini telah tayang di Kontan.co.id dengan judul: Penerimaan negara diprediksi menciut akibat pertumbuhan ekonomi lesu

https://money.kompas.com/read/2019/08/08/191800826/penerimaan-negara-diprediksi-ciut-akibat-pertumbuhan-ekonomi-lesu

Terkini Lainnya

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Whats New
Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Whats New
KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

Whats New
Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke