Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

[POPULER MONEY] Hari-hari Terberat Sri Mulyani | Data Penumpang Lion Air Group Diduga Bocor

Dia menceritakan salah satu hari terberat yang dia alami adalah membahas APBN 2020 di peghujung periode pemerintahan sehingga semuanya harus selesai sebelum kabinet baru bekerja.

Berita tersebut menjadi yang terpopuler sepanjang hari kemarin, Rabu (18/9/2019). Berita lainnya yang juga masuk terpopuler adalah soal data penumpang Lion Air Group yang bocor.

Berikut adalah daftar berita terpopulernya:

1. Cerita Sri Mulyani soal Minggu 'Tergila' di Pemerintahan Jokowi...

Kegiatan ekstra padat bukanlah hal yang aneh bagi seorang Menteri Keuangan Sri Mulyani. Bahkan, saat menjadi Direktur Pelaksana Bank Dunia, ia sudah biasa pergi dari satu negara ke negara lain. Namun, perempuan yang kerap disapa Ani itu merasakan minggu tergila saat menjadi Menteri Keuangan di era pemerintahan Presiden Joko Widodo.

"Minggu ini adalah minggu yang gila bagi kami ( Kementerian Keuangan)," ujarnya saat bicara dalam acara CSIS Global Dialogue, Jakarta, Selasa (17/9/2019).

Dalam beberapa minggu terakhir, kata dia, Kementerian Keuangan dan DPR sangat intens membahas anggaran penerimaan dan belanja negara (APBN) 2020.

Pembahaaan APBN bukanlah hal baru bagi Sri Mulyani sebab setiap tahun pemerintah pasti membahas anggaran bersama DPR. Namun, kali ini dirasakan berbeda oleh Sri Mulyani. Sebab, pembahasan APBN cukup ngebut lantaran masa kerja anggota DPR 2014-2019 akan habis. Selengkapnya silakan baca di sini.

2. Perokok Bakal Berhenti Merokok Jika Harga Per Bungkus Rp 70.000

Kenaikan cukai dan Harga Jual Eceran (HJE) rokok menuai pro kontra di kalangan masyarakat dan pelaku industri. Namun, Peneliti Lembaga Demografi FEUI Abdillah Ahsan menilai kenaikan cukai untuk hasil tembakau sebesar 23 persen pada 2020 dengan harga jual eceran diperkirakan naik sebesar 35 persen dianggap masih rendah.

Kenaikan cukai dan HJE tersebut dinilai belum akan efektif untuk menurunkan konsumsi rokok yang selama ini menyasar anak-anak dan masyarakat berpenghasilan rendah.

"Menurut saya untuk Sigaret Kretek Mesin (SKM) golongan I kenakannya dua kali lipat. Karena itu kan capital intensive, ngga terlalu banyak tenaga kerja. Hasil survei Pusat Kajian Jaminan Sosial, menelefon 1000 perokok, mereka ditanya pada tingkat berapa mereka akan berhenti merokok, mereka bilang kalau Rp 70.000 per bungkus," ujar Abdillah di Jakarta, Rabu (18/9/2019).

Abdillah mengatakan, kenaikan cukai dan JHE sebesar tersebut merupakan rata-rata di antara semua jenis hasil tembakau. Padahal seharusnya, ada ketentukan mininal besaran cukai dan HJE, dan untuk produk rokok-rokok populer dikenakan tarif cukai tertinggi. Selengkapnya silakan baca di sini.

3. Data Jutaan Penumpang Lion Air Group Diduga Bocor

Puluhan juta rekam data penumpang dari maskapai di bawah Lion Air Group disinyalir bocor dan beredar di forum pertukaran data selama setidaknya stau bulan terakhir.

Seperti dikutip Kompas.com dari Bleepingcomputer.com info tersebut tersimpan dalam di bucket Amazon. Catatan tersebut hadir dalam dua database.

Yang pertama adalah 21 juta catatan penumpang dan yang lainnya dengan 14 juta catatan penumpang, dalam direktori yang menyimpan file cadangan yang dibuat pada Mei 2019 sebagian besar untuk Malindo Air dan Thai Lion Air. Juga terdapat file catatan Batik Air, salah satu maskapai yang masih menjadi bagian dari Lion Air Group. Selengkapnya silakan baca di sini.

4. Kekayaannya Tak Bekurang Meski Rajin Berdonasi, Ini Strategi Investasi Bill Gates

Bill Gates terkenal tidak pelit dengan kekayaan yang dia miliki. Dia terkenal sangat dermawan hingga mendirikan sebuah yayasan untuk menyumbangkan kekayaannya yang berlimpah bersama dan istrinya.

Seperti dikutip CNBC dan Bloomberg, Rabu (18/9/2019), kekayaan pendiri Microsoft ini meningkat 16 miliar dollar AS tahun ini, meski dirinya telah menyumbangkan lebih dari 35 miliar dollar AS untuk beramal.

Dengan demikian, keseluruhan kekayaan Bill Gates saat ini mencapai 106 miliar dollar AS. Jumlah tersebut adalah yang terbesar kedua di dunia setelah CEO Amazon, Jeff Bezos.

"Kami tidak berlaku defensif dengan sebagian besar uang kami," ujar dia. "Strategi yang digunkan untuk berinvestasi adalah lebih dari 60 persennya dalam bentuk ekuitas (saham)," lanjut Gates.

Memiliki 60 persen porsi ivestasi di ekuitas, dalam hal ini Bill Gates menaruh 60 persen kekayaannya di saham atau index fund. Hal itu merupakan langkah agresif bagi seseorang yang sekaya Gates. Biasanya investor akan lebih terdiversifikasi dalam berinvestasi di beberapa kelas aset, seperti di obligasi pemerintah dan real estate. Selengkapnya silakan baca di sini.

5. Ada 'Musim Semi' Startup, Akan Datang Juga 'Musim Gugur'

Beberapa pekan belakangan, ramai perusahaan-perusahaan konvensional maupun digital yang melakukan pemutusan hubungan kerja karyawannya secara besar-besaran. Kejadian itu tentu tidak terduga, utamanya bagi perusahaan digital yang memiliki intangible assets, yang digadang-gadang bakal menggantikan perusahaan konvensional.

Jika perusahaan digital yang memiliki intangible assets saja bisa surut, bagaimana bisnis di era digital seharusnya?

Direktur Riset Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia Piter Abdullah Redjalam mengatakan, bisnis yang memiliki aset tangible maupun intangible memiliki kekuatan dan kelemahannya tersendiri.

Untuk perusahaan digital yang memiliki aset intangible, kata Piter, jangan hanya berfokus pada pengembangan produk dan pasar jika ingin bertahan. Perlu adanya kehati-hatian dalam membangun startup, produk, dan target pasarnya. Selengkapnya silakan baca di sini.

https://money.kompas.com/read/2019/09/19/061357426/populer-money-hari-hari-terberat-sri-mulyani-data-penumpang-lion-air-group

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke