Seperti dikutip dari CNN, The Fed menyuntikkan setidaknya 75 miliar dollar AS kepada pasar pada Rabu (19/9/2019) setelah sebelumnya telah menginjeksi sebesar 53 miliar dollar AS.
Suntikan dana segar tersebut diperlukan untuk menenangkan suku bunga overnight lending yang secara tiba-tiba melonjak sehingga transaksi pasar kembali berjalan normal.
Terakhir kali The Fed melakukan operasi serupa pada tahun 2008 lalu.
Gubernur The Fed Jerome Powell mengatakn dalam keterangan pers mengatakan, langkah intervensi tersebut efektif untuk mengurangi tekanan di pasar.
Namun demikian, fakta bahwa The Fed menggelontorkan hingga 128 miliar doar AS ke dalam sistem secara berturut-turut menunjukkan celah telah muncul di sudut Wall Street yang jarang dibahas yang merupakan pusat sistem keuangan global.
Hal ini juga menimbulkan kekhawatiran bahwa The Fed kehilangan kendali atas suku bunga jangka pendek yang seharusnya dikendalikan oleh bank sentral.
"Hal tersebut menunjukkan ada yang rusak," kata Michael Block, ahli strategi pasar di Third Seven Advisors.
"Hal yang baik mereka mengenali ini dan mereka memiliki katup pengaman."
Untuk memperbaikinya, NY Fed meluncurkan sepasang 'operasi repo semalam' di mana bank sentral bertujuan untuk mengurangi tekanan dengan membeli obligasi dan surat berharga lainnya.
Sebagai catatan, The Fed mengajukan 80,1 miliar dollar AS permohonan transaksi, dengan 75 miliar dollar AS yang diterima.
Tujuannya untuk menjaga suku bunga pinjaman agar tidak melonjak secara tiba-tiba di atas target The Fed, yaitu di kisaran 2 persen hingga 2,25 persen pada akhir Juli. Adapun The Fed juga telan menurunkan suku bunga sebesar 0,25 persen menjadi di kisaran 1,75 persen hingga 2 persen.
Sebelum diintervensi oleh The Fed, suku bunga overnight hari ini mencapai 10 persen. Setelah diinjeksi oleh The Fed, suku bunga overnight turun di bawah 3 persen, masih berada di kisaran target The Fed.
https://money.kompas.com/read/2019/09/19/102530826/intervensi-pasar-the-fed-guyur-128-miliar-dollar-as