Direktur Jenderal Anggaran Kementerian Keuangan (Kemenkeu) Askolani mengungkapkan, anggaran cadangan itu akan digunakan oleh pemerintah untuk berbagai hal darurat. Salah satunya untuk menutup defisit APBN.
"Kemungkinan akan ada shortfall pajak yang akan berdampak ke belanja pemerintah yang defisitnya sudah ditentukan," ujarnya di Kementerian Keuangan, Jakarta, Kamis (26/9/2019).
Dia mencontohkan, tahun ini pemerintah telah menetapkan proyeksi defisit APBN sebesar 1,93 persen. Namun, dengan revisi proyeksi ekonomi menjadi 5,1 persen maka diprediksi defisit anggaran jadi melebar 2 persen.
Pasalnya setiap tahun, APBN selalu menghadapi risiko dan tantangan. Dana cadangan diperlukan diperlukan untuk mendukung stimulus kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah, juga untuk mengendalikan APBN.
"Untuk mengantisipasi defisit 2 persen akan digunakan dana buffer tadi. Untuk mengantisipasi, dengan demikian kita pakai ini, (dana cadangan) tidak kita nol kan," kata dia.
Anggaran cadangan sebenarnya bukan hal baru di APBN. Pada APBN 2019 misalnya, Sri Mulyani menyiapkan anggaran cadangan Rp 7 triliun - Rp 10 triliun. Anggaran ini bahkan belum dipakai.
Askolani mengatakan, tidak menutup kemungkinan dana cadangan tersebut dakan digunakan pada akhir tahun ini.
"Kita sementara belum pakai, bisa aja di penghujung tahun. Bisa di penghujung tahun. Jadi dipakainya tidak seperti dipakai untuk spending," tuturnya.
https://money.kompas.com/read/2019/09/26/152850426/sri-mulyani-siapkan-dana-cadangan-rp-10-triliun-pada-2020-untuk-apa
Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & Ketentuan