Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Genjot Percepatan Investasi, Kementan Luncurkan Program Inovasi

KOMPAS.com – Dalam kurun 2014-2018, investasi sektor pertanian meningkat tajam menjadi Rp 240,8 triliun atau naik 150,7 persen dari Rp 96,1 triliun pada 2009-2013.

Selanjutnya, dalam pada periode 2019–2024 mendatang, investasi di sektor pertanian ditargetkan menjadi Rp 2.231,5 triliun, atau meningkat 827 persen.

Rencana tersebut juga mencakup tenaga kerja sektor pertanian yang diperkirakan meningkat 3,26 juta atau naik 8,4 persen.

Kepala Biro Humas dan Informasi Kementerian Pertanian Kuntoro Boga mengatakan, Kementerian Pertanian (Kementan) membuat program khusus guna mencapai target-target di atas.

"Kementan di bawah komando Mentan Amran Sulaiman membuat berbagai program Percepatan Investasi Sektor Pangan dan Pertanian," katanya.

Tujuannya program tersebut, lanjut Kuntoro, untuk mempercepat proses investasi sektor pertanian, baik penanaman modal asing (PMA) maupun penanaman modal dalam negeri (PMDN).

"Kedua, meningkatkan lapangan kerja dan kesempatan berusaha," imbuhnya.

Solusi tepat menyelesaikan masalah

Perlu diketahui, selama ini terdapat beberapa kendala dalam meningkatkan investasi di sektor pertanian.

Pertama, soal proses perizinan yang sulit, bertele-tele dan tanpa kepastian biaya. Kedua, implementasi norma standar prosedur dan kriteria (NSPK) antara pusat dan daerah yang tidak sinkron.

Persoalan lain, ujar dia, pengembangan infrastruktur yang tidak sinkron dengan kegiatan investas dan keempat soal tidak terampilnya tenaga kerja, sehingga mengakibatkan produktivas rendah.

Maka dari itu, atas arahan Presiden Joko Widodo, Menteri Pertanian (Mentan) Amran Sulaiman berupaya keras mengatasi kendala-kendala di atas lewat solusi yang tepat.

Misalnya, untuk mengatasi masalah perizinan. Kementan menyediakan fasilitas izin induk operasional dengan ketentuan kewajiban pemenuhan persyaratan dilakukan setelah kegiatan usaha berjalan.

Selain itu, Kementan juga meningkatkan transparansi kepastian waktu dan biaya proses perizinan.

"Untuk mengatasi masalah NSPK, Kementan telah menyediakan online single submission (OSS), dan penyeragaman NSPK antara pusat dan daerah," ujar Kuntoro.

Selanjutnya, lanjut Kuntoro, untuk mengatasi masalah infrastruktur, Kementan berusaha menyediakan infrastruktur utama secara tepat waktu dan sesuai dengan fungsinya.

Lalu, untuk mengatasi persoalan tenaga keraja, Kementan juga akan berupaya menyiapkan tenaga kerja terampil melalui penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan vokasi.

Selain itu, Kementan juga menciptakan program-program terobosan untuk percepatan investasi.

Tak hanya menciptakan layanan OSS, Kementan juga melakukan sistem pengembangan investasi terintegrasi lainnya.

Di antaranya, melakukan pengembangan sistem pendidikan dan pelatihan vokasi, dan berupaya menyediakan fasilitas yang makin mempermudah proses investasi.

"Dengan berbagai program terobosan itu, investasi di sektor pangan dan pertanian akan terus meningkat mencapai target yang telah ditetapkan," kata Kuntoro.

https://money.kompas.com/read/2019/09/29/104055326/genjot-percepatan-investasi-kementan-luncurkan-program-inovasi

Terkini Lainnya

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Whats New
Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Whats New
KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

Whats New
Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke