Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Tertarik Investasi P2P Lending? Simak Tips Berikut

Salah satu instrumen investasi yang patut dilirik adalah peer to peer (P2P) lending, atau pinjaman online.

Meski kerap mendapat sorotan pemberitaan lantaran maraknya kasus pelanggaran berupa cara penagihan pinjaman online ilegal yang tidak etis, namun justru banyak pinjaman online legal yang terdaftar di Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yang memberikan imbal hasil yang menarik.

Sebagai informasi, dalam fintech P2P lending, pihak yang menginvestasikan dananya kepada debitur disebut lender, sedangkan pihak yang meminjam dana disebut borrower.

Adapun fintech P2P lending sendiri memiliki beragam jenis dan mengusung berbagai konsep, mulai dari jenis P2P lending untuk consumer loan, ada pula yang untuk business loan.

Untuk yang business loan, jenis bisnis yang didanai pun beragam, ada yang UMKM, kemudian mengusung isu women empowerment untuk mendanai ibu-ibu rumah tangga yang ingin membangun usaha, hingga mendanai perusahaan kelas menengah atas dengan minimal pinjaman Rp 75 juta.

Tentu saja, dengan beragamnya jenis fintech P2P lending, menjadikan platform tersebut menjadi menarik untuk menjadi salah satu instrumen investasi. Jika Anda merupakan investor pemula yang masih coba-coba, simak beberapa tips berikut:

1. Pilih platform yang sudah terdaftar dan berizin

Setia bulan, OJK bakal merilis daftar penyelenggara fintech P2P lending yang berizin dan terdaftar. Di dalam daftar tersebut, Anda bisa mencari aplikasi apa saja yang sekiranya aman untuk menjadi platform investasi pilihan Anda.

Pasalnya, di platform mengunduh aplikasi seperti Google Play banyak sekali aplikasi P2P lending ilegal yang tidak berada di bawah pengawasan OJK. Aplikasi-aplikasi itulah yang membuat kasus penagihan tidak etis marak beberapa waktu lalu.

Per data OJK di Agustus 2019, sudah ada 127 perusahaan fintech P2P lending yang terdaftar di OJK, dengan 7 di antaranya sudah berizin.

2. Riset dan pilih konsep platform yang paling Anda minati

Proses riset menjadi penting. Karena, dengan banyaknya melakukan riset, maka Anda bisa menentukan preferensi platform yang paling pas.

Misalnya saja, Karina, salah satu karyawan swasta di Jakarta, dia saat ini menjadi lender di platform P2P lending Amartha.

Tak hanya mengidentifikasi platform dengan membandingkan antara satu aplikasi P2P lending dengan yang lain, namun juga antar instrumen.

"Ada dua alasan utama aku invest di P2P lending, pertama karena yieldnyan (imbal hasil) lebih tinggi of course, kedua karena konsep yang ditawarkan tempat aku invest, di Amartha. Yieldnya setelah diidentifikasi dari berbagai instrumen lain investasi P2P lending menawarkan yield paling gede untuk jangka pendek, 1 tahun," ujar dia.

3. Diversifikasi investasi

Senior Vice President Corporate Communication Akseleran Rimba Laut mengatakan, diversifikasi aset menjadi hal penting ketika melakukan investasi.

Bisa jadi, diversifikasi dilakukan di dua pendanaan yang berbeda di dalam satu platform, maupun diversifikasi investasi melalui beragam instrumen investasi.

"Kami tetap menyarankan tiap lender yg ingin inevestasi di akselerasn sebaiknya melakukan diversifikasi portofolio pinjaman. Misal ada dana Rp 1 juta, jangan diinvest di satu campaign tapi dipecah," ujar dia.

Diversifikasi aset investasi menjadi penting sebagai salah satu langkah pencegahan risiko.

Tentu saja, platform yang dipilih harus sesuai dengan tujuan, baik untuk jangka pendek, panjang, dan menengah.

Maizal, pekerja media di Jakarta, misalnya, karena baru awal, dana yang dia investasikan di P2P lending masih di bawah Rp 1 juta. Selain itu, dia mengandalkan instrumen investasi lain seperti reksa dana.

Sementara Karina, selain P2P lending, dirinya juga berinvestasi di tabungan dollar AS, dan asuransi unit link.

Bagaimana? Berminat untuk berinvestasi di P2P lending?

https://money.kompas.com/read/2019/09/29/111100426/tertarik-investasi-p2p-lending-simak-tips-berikut

Terkini Lainnya

Indef: Banjir Barang Impor Harga Murah Bukan Karena TikTok Shop, tapi...

Indef: Banjir Barang Impor Harga Murah Bukan Karena TikTok Shop, tapi...

Whats New
Emiten Menara TBIG Catat Pendapatan Rp 6,6 Triliun Sepanjang 2023

Emiten Menara TBIG Catat Pendapatan Rp 6,6 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

Whats New
Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke