Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Ekonomi Berbasis Umat Bakal Dukung Pertumbuhan Ekonomi Masa Depan

KOMPAS.com - Indonesia yang kini tengah menjelma menjadi 'macan ekonomi Asia' bakal dilirik banyak investor yang berniat berbisnis di Tanah Air.

Dukungan generasi milenial dan generasi Z serta pemanfaatan platform digital akan semakin memperkokoh kedudukan Indonesia dalam percaturan perekonomian dunia.

Prediksi soal ekonomi Indonesia itu ditulis pakar koperasi, Sahala Panggabean, dan Sekjen Majelis Ulama Indonesia (MUI), Anwar Abbas, dalam buku "The Ma'ruf Amin Way. Here Comes Indonesia: Asia's New Tiger Economy" dalam edisi bahasa Inggris.

Buku yang mengupas ekonomi Indonesia secara tajam itu diluncurkan Kamis (3/10/2019) lalu di Jakarta.

Editor buku The Ma’ruf Amin Way, Chandra Saritua, mengatakan buku yang ditulis Abbas dan Panggabean memiliki dasar analisis ekonomi secara empiris.

Buku itu sendiri menunjukkan perjalanan karir Ma’ruf Amin sebagai ulama besar yang sarat pengalaman sebagai pengajar, politisi, maupun sebagai anggota Komite Ahli Pengembangan Bank Syariah Bank Indonesia.

"Kyai Ma’ruf telah memberikan inspirasi untuk lebih memberdayakan perekonomian umat melalui ekonomi berbasis syariah dengan menggunakan platform digital demi mewujudkan ekonomi yang berdaulat dan berkeadilan," katanya dalam pernyataan tertulis, Minggu (6/10/2019).

Ekonomi umat

Dengan terpilihnya Ma'ruf Amin sebagai Wakil Presiden RI, ia melanjutkan, maka terbuka luas pula kesempatan untuk mewujudkan prinsip ekonomi keumatan.

Adapun ekonomi keumatan terdiri atas empat landasan yakni kemitraan, persatuan Indonesia, kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyarakatan dan perwakilan, serta ekonomi arus bawah.

“Buku The Ma’ruf Amin Way mengatur tata kelola ekonomi yang harus berlandaskan semangat kebersamaan, kekeluargaan (gotong royong), semangat persaudaraan, dan kerjasama serta ‘bottom up economics development’ dan akan memperkuat kelas menengah sehingga tercipta pemerataan kesejahteraan yang lebih baik untuk sebagian besar masyarakat,” kata Chaiman Nasari Sharia Cooperative itu.

Ia mengatakan, konsep “The Ma’ruf Amin Way” dapat diwujudkan melalui gerakan koperasi (cooperative movement), di mana di era milenial seperti sekarang ini telah hadir “platform co-op” yakni model bisnis perusahaan “digital start up” berbasis koperasi yang mengutamakan kemaslahatan umat.

Untuk itulah, dukungan dari seluruh masyarakat, utamanya pemerintah, untuk mengampanyekan bahwa “Koperasi itu Keren,” yang berujung pada komitmen pemerintah membesarkan koperasi-koperasi yang sudah ada dan mendorong koperasi sebagai pusat inkubasi bisnis UMKM.

Chandra menambahkan, kolaborasi atau sinergi antara pelaku ekonomi di lingkungan pesantren (berupa koperasi pondok pesantren/ kopontren), pelaku usaha kecil di bidang pertanian, perkebunan, perdagangan maupun di bidang pariwisata dengan koperasi mitra yang sudah besar dan modern serta didukung oleh jaringan dan teknologi terkini sangat diperlukan untuk kemajuan ekonomi Indonesia.

Pertumbuhan ekonomi positif

Pertumbuhan ekonomi Indonesia selama lima tahun terakhir meningkat dari 4,79 persen pada 2015 menjadi 5,17 persen pada 2018.

Ia menjelaskan, Ma'ruf Amin bertekad dalam masa pemerintahannya bersama Presiden Joko Widodo dalam waktu lima tahun mendatang, pertumbuhan ekonomi menjadi 10 persen per tahun.

Selain itu, Ma'ruf Amin berniat menjadikan Indonesia sebagai ikon pusat ekonomi syariah dunia dengan menggerakkan anak-anak muda generasi milenial dan generasi Z untuk membangun unicorn-unicorn berlandaskan koperasi yang berkelas dunia.

Sementara itu, Ma'ruf Amin mengatakan pemerintahan saat ini sudah meletakkan dasar pembangunan yang mampu mengangkat kelompok ekonomi bawah melalui pembangunan infrastruktur secara masif.

Menurut dia, pembangunan infrastruktur bakal menekan kesenjangan ekonomi yang ada.

"Keberpihakan terhadap kelompok ekonomi kecil akan jadi fokus utama. Itu sebagai antitesa ekonomi yang condong kapitalis. Kekayaan tidak boleh hanya beredar pada orang kaya saja tapi terdistribusi kepada seluruh rakyat Indonesia," ujarnya.

Keberpihakan kepada rakyat kecil, imbuh dia, bukan untuk mematikan pengusaha besar melainkan membangun kemitraan ekonomi kecil-menengah dan ekonomi atas.

"Disparitas ekonomi antara kaya-miskin, pusat-daerah, antar daerah, produk nasional dan luar harus terus ditekan," ujar mantan Rais Aam PB Nahdlatul Ulama itu.

https://money.kompas.com/read/2019/10/06/133712926/ekonomi-berbasis-umat-bakal-dukung-pertumbuhan-ekonomi-masa-depan

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke