Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Menteri Susi: Tol Laut Masih Kurang Banyak

"Tol laut masih kurang banyak, kurang efektif karena frekuensinya juga masih jarang," kata Susi kepada awak media di Kantor Kementerian Kelautan dan Perikanan, Jakarta, Rabu (9/10/2019).

Susi menyebut, transportasi menjadi pekerjaan rumah bagi pemerintah untuk meminimalisisasi disparitas harga antardaerah. Sehingga harga ikan kian terjangkau.

"Supaya harga ikan tongkol yang cuma Rp 15.000-20.000 di Talaud dan Sangihe itu, di Jakarta harganya (bisa) hanya Rp 25.000 kalau angkutannya murah," ungkapnya.

Dia mengatkaan, sejauh ini harga ikan di sentra penangkapan sudah sangat murah dan terjangkau. Kondisi ini sudah dilihat Susi secara langsung di salah satu sentra produksi di kawasan Timur Indonesia, yang harga ikan tongkol dijual Rp 6.000-9.000 per kilogram.

"Ini yang saya harapkan bersama perhubungan akan duduk sama-sama, karena sentra penangkapan ikan di luar Jawa, tapi yang banyak penduduknya kan Jawa, yang perlu ikan kan Jawa, sementara wilayah penangkapan itu banyaknya di timur dan barat Indonesia," bebernya.

Terkait hal itu, pihaknya akan membahas dan mengkaji bersama Kementerian Perhubungan (Kemenhub) agar ada jalan keluar untuk meningkatkan kualitas tol laut agar logistik bisa lebih efisien.

"Kami mau minta rute, perubahan rute tol laut, dan frekuensi diperbanyak," terangnya.

Selama ini, proses distribusi ikan dari wilayah Timur Indonesia ke Pulau Jawa juga terbilang panjang. Sehingga kondisi ini juga berpengaruh pada harga jual ikan di pasaran. Susi pun berharap infrastruktur untuk mendukung perkembangan industri perikanan makin membaik ke depannya.

"Wilayah penangkapan Timur Indonesia, Barat Indonesia, konsumennya Jawa. Sedangkan tol laut frekuensinya belum banyak. PR-nya distribusi, harga ikan di sentra penangkapan itu ikan tongkol bisa Rp 6.000-9000 per kilogram," ucap dia.

https://money.kompas.com/read/2019/10/09/170945926/menteri-susi-tol-laut-masih-kurang-banyak

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke