Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Biaya Logistik Indonesia Termahal di Asia, Investor Bisa Kabur

Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas, Bambang Brodjonegoro mengakui atas fakta tersebut. Bahkan Indonesia menanggung beban biaya logistik paling besar dibandingkan negara Asia lainnya.

"Biaya logistik juga masih tinggi yakni terhadap PDB sebesar 24 persen, maka susah untuk investasi baru (bagi investor) di Indonesia," kata Bambang pada Opening Ceremony Indonesia Transport Supply Chain & Logistics, di Jiexpo Kemayoran, Jakarta, Rabu (16/10/2019).

Bandingkan denga Vietnam yang mencapai 20 persen dari PDB, Thailand 15 persen, Malaysia 13 persen, dan serta Jepang dan Singapura masing-masing 8 persen.

Bambang menuturkan, tingginya biaya logistik membuat para investor enggan menanamkan investasi. Sehingga kondisi ini juga berdampak pada daya saing Indonesia atau turun.

"Karena biaya logsitik tinggi, pendapatan investor harus berkorban (menyusut) maka dia akan pindah ke negara lain. Maka biaya logsitik Indonesia harus dipangkas," tuturnya.

Sementara itu, Wakil Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Bidang Transportasi, Carmelita Hartoto mengatakan, tantangan usaha sektor transportasi di Indonesia akan semakin berat dalam lima tahun mendatang.

Hal itu karena tekanan ekonomi global diperkirakan akan semakin menguat seiring dengan pertumbuhan ekonomi global yang melambat dan perang dagang antara AS dan China.

"Efisiensi jadi PR (pekerjaan rumah) besar bagi kita, beban biaya logsitik kita masih tinggi, 24 persen dari PDB. Kalau lebih efisien akan semakin berdampak pada kinerja industri kita," kata Carmelita ditemui di JIExpo.

Carmelita menjelaskan, tingginya biaya logistik tersebut disebabkan belum optimalnya pembangunan infrastruktur di Indonesia. Ini terlihat dari ranking kinerja infrastruktur logistik Indonesia yang masih rendah dibanding negara -negara Asia lainnya.

Berdasarkan data Logistic Performance Index World Bank pada 2018, peringkat indeks kinerja infrastruktur Indonesia hanya mampu menempati posisi 46, jauh lebih rendah dibanding Malaysia pada posisi 41, Vietnam 39, dan Thailand di posisi ke 32.

"Meski begitu kami harus tetap optimistis karena kelanjutan pembangunan infrastruktur masih jadi prioritas lima tahun mendatang. Itu akan cukup mengerek sektor transportasi nasional," ujarnya.

Besaran beban logistik sebesar 24 persen dari PDB dan harus menjadi perhatian. Sehingga Indonesia bisa mendongak ekspor dan investasi kedepannya.

"Untuk itu perbaikan kinerja logistik nasional tidak bisa hanya melihat kesuksesan negara lain tapi harus mencari solusi dan berbenah dengan mengikuti perkembangan teknologi. Ini tidak lepas dari kinerja kita yang menginginkan logistik lebih efisien," ucap dia.

https://money.kompas.com/read/2019/10/16/203800526/biaya-logistik-indonesia-termahal-di-asia-investor-bisa-kabur

Terkini Lainnya

Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Whats New
Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Whats New
Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Whats New
Puasa Itu Berhemat atau Boros?

Puasa Itu Berhemat atau Boros?

Spend Smart
Kadin Proyeksi Perputaran Uang Saat Ramadhan-Lebaran 2024 Mencapai Rp 157,3 Triliun

Kadin Proyeksi Perputaran Uang Saat Ramadhan-Lebaran 2024 Mencapai Rp 157,3 Triliun

Whats New
Kebutuhan Dalam Negeri Jadi Prioritas Komersialisasi Migas

Kebutuhan Dalam Negeri Jadi Prioritas Komersialisasi Migas

Whats New
Ratusan Sapi Impor Asal Australia Mati Saat Menuju RI, Badan Karantina Duga gara-gara Penyakit Botulisme

Ratusan Sapi Impor Asal Australia Mati Saat Menuju RI, Badan Karantina Duga gara-gara Penyakit Botulisme

Whats New
Watsons Buka 3 Gerai di Medan dan Batam, Ada Diskon hingga 50 Persen

Watsons Buka 3 Gerai di Medan dan Batam, Ada Diskon hingga 50 Persen

Spend Smart
Utang Pemerintah Kian Bengkak, Per Februari Tembus Rp 8.319,22 Triliun

Utang Pemerintah Kian Bengkak, Per Februari Tembus Rp 8.319,22 Triliun

Whats New
Heran Jasa Tukar Uang Pinggir Jalan Mulai Menjamur, BI Malang: Kurang Paham Mereka Dapat Uang Dari Mana...

Heran Jasa Tukar Uang Pinggir Jalan Mulai Menjamur, BI Malang: Kurang Paham Mereka Dapat Uang Dari Mana...

Whats New
Dongkrak Performa, KAI Logistik Hadirkan Layanan 'Open Side Container'

Dongkrak Performa, KAI Logistik Hadirkan Layanan "Open Side Container"

Whats New
Sumbangan Sektor Manufaktur ke PDB 2023 Besar, Indonesia Disebut Tidak Alami Deindustrialisasi

Sumbangan Sektor Manufaktur ke PDB 2023 Besar, Indonesia Disebut Tidak Alami Deindustrialisasi

Whats New
Harga Bahan Pokok Jumat 29 Maret 2024, Harga Ikan Tongkol Naik

Harga Bahan Pokok Jumat 29 Maret 2024, Harga Ikan Tongkol Naik

Whats New
Modal Asing Kembali Cabut dari RI, Pekan Ini Nilainya Rp 1,36 Triliun

Modal Asing Kembali Cabut dari RI, Pekan Ini Nilainya Rp 1,36 Triliun

Whats New
Kerap Kecelakaan di Perlintasan Sebidang, 5 Lokomotif KA Ringsek Sepanjang 2023

Kerap Kecelakaan di Perlintasan Sebidang, 5 Lokomotif KA Ringsek Sepanjang 2023

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke