Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Penerima Nobel Ekonomi: Pajaki Orang Kaya, Berikan Uangnya ke Orang Miskin

Selama ini, cara-cara yang umum dilakukan sebuah negara untuk mendorong perekonomian mereka adalah dengan melakukan pemangkasan di beberapa sektor perpajakan untuk meningkatkan investasi.

Banerjee menilai, langkah tersebut adalah mitos yang dikembangkan oleh kalangan bisnis.

Hal tersebut dia ungkapkan ketika memromosikan bukunya yag berjudul 'Good Economics for Hard Times'.

Sebagai informasi, Banerjee mendapatkan Nobel Ekonomi atas pendekatannya untuk mengurangi tingkat kemiskinan global. Banerjee mendapatkan penghargaan tersebut bersama dengan Esther Duflo dari Massachusetts Institute of Technology dan Michael Kremer dari Harvard University.

"Anda memberi insentif kepada orang kaya yang sudah menduduki uang berton-ton," ujar Banerjee seperti dikutip dari Bloomberg, Selasa (22/10/2019).

Saat ini, berbagai negara seperti China dan India, termasuk Indonesia tengah melakukan pemangkasan perpajakan untuk menarik investasi para pelaku bisnis.

Hal tersebut sebagai upaya untuk menjaga momentum pertumbuhan di tengah outlook perekonomian global yang sedang redup. Pasalnya, Dana Moneter Internasional (IMF) bulan ini kembali memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi 2019 untuk kelima kalinya menjadi hanya 3 persen.

"Anda tidak mendorong pertumbuhan dengan pemangkasan pajak, Anda melakukan itu dengan memberi uang kepada orang-orang," ujar Banerjee.

Menurut dia, memberikan uang tunai dari hasil perpajakan kepada orang-orang golongan miskin akan mendorong konsumsi.

"Dengan demikian, investasi akan merespons atas permintaan yang terjadi," ujar dia.

Di awal tahun ini, China telah memangkas pajak dengan nilai hingga 280 miliar dollar AS, baik pajak pribadi maupun pajak badan usaha. Sementara India memberi stimulus perpajakan senilai 20 miliar dollar AS, membuat pajak badan usaha mereka menjadi yang terendah di Asia.

Adapun Indonesia juga berencana menurunkan pajak badan usaha menjadi 20 persen dari yang sebelumnya 25 persen.

Tahun lalu, Presiden Amerika Serikat Donald Trump meluncurkan paket kebijakan perpajakan senilai 1,5 triliun dollar AS. Dia pun menjanjikan pemotongan pajak yang sangat substansial pada 2020 untuk penduduk berpendapatan menengah di AS.

Banerjee menilai, terjadi peningkatan kesenjangan di negara maju seperti Amerika Serikat yang mendorong kemarahan masyarakat dan menjadi salah satu penyebab terjadinya perang dagang.

"Sulit untuk percaya bahwa atas nama pertumbuhan Anda mengizinkan ketidaksetaraan meledak hingga di titik ini," ujar dia.

https://money.kompas.com/read/2019/10/22/120400026/penerima-nobel-ekonomi-pajaki-orang-kaya-berikan-uangnya-ke-orang-miskin

Terkini Lainnya

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Whats New
Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Whats New
KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

Whats New
Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Whats New
Jumlah Investor Kripto RI Capai 19 Juta, Pasar Kripto Nasional Dinilai Semakin Matang

Jumlah Investor Kripto RI Capai 19 Juta, Pasar Kripto Nasional Dinilai Semakin Matang

Whats New
Libur Lebaran, Injourney Proyeksi Jumlah Penumpang Pesawat Capai 7,9 Juta Orang

Libur Lebaran, Injourney Proyeksi Jumlah Penumpang Pesawat Capai 7,9 Juta Orang

Whats New
Program Peremajaan Sawit Rakyat Tidak Pernah Capai Target

Program Peremajaan Sawit Rakyat Tidak Pernah Capai Target

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke