Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

OJK: Pasar Modal RI Dicemburui Negara Tetangga

Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal Hoesen, mengatakan beberapa negara tetangga mengalami pertumbuhan negatif dalam hal jumlah emiten. Dia mencontohkan jumlah emiten di pasar modal Singapura yang sulit bertambah karena pasar modal di Negeri Singa sudah jenuh.

"Pasar modal Indonesia dicemburui negara tetangga, karena dengan kondisi perekonomian global kita masih bisa tumbuh dengan meyakinkan," kata Hoesen dalam sharing session dengan media di Lombok, Jumat (25/10/2019).

Sebagai informasi, berdasarkan data dari Ernst and Young Global IPO Trends kuartal III-2019, pertumbuhan perusahaan tercatat di Singapura negatif 4,8 persen.

Pasalnya, jumlah perusahaan yang mencatatkan sahamnya di bursa Singapura per 18 Oktober 2019 hanya mencapai 11 perusahaan. Sementara, di Indonesia, pada periode yang sama ada 41 perusahaan yang melantai di bursa.

Hoesen mengatakan, Indonesia masih memiliki ruang yang sangat besar untuk tumbuh. Sebab hingga saat ini, jumlah investor ritel dalam negeri belum mencapai 1 persen dari populasi penduduk.

Dalam hal jumlah emiten, Indonesia juga cenderung lebih sedikit jika dibanding negara lain. Hingga saat ini, Indonesia memiliki 655 emiten..

Sebagai informasi, secara pertumbuhan jumlah investor terus meningkat dari tahun ke tahun. Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) mencatat hingga 23 Oktober 2019, jumlah investor di pasar saham berjumlah 2,28 juta investor. 

Investor saham telah mengalami peningkatan hampir dua kali lipat atau sebesar 194 persen sejak tahun 2014, menjadi sebanyak 1,055 juta investor. Kemudian, investor reksa dana juga mengalami peningkatan hampir tiga kali lipat atau sebesar 345 persen sejak tahun 2014 menjadi sebanyak 1,5 juta investor.

Investor Surat Berharga Negara (SBN) pun mengalami pertumbuhan signifikan.Tercatat per Oktober 2019, investor SBN tumbuh 276 persen sejak 2014 menjadi 304.321 investor. 

https://money.kompas.com/read/2019/10/26/151000926/ojk--pasar-modal-ri-dicemburui-negara-tetangga

Terkini Lainnya

Cek, Ini Daftar Lowongan Kerja BUMN 2024 yang Masih Tersedia

Cek, Ini Daftar Lowongan Kerja BUMN 2024 yang Masih Tersedia

Whats New
Rincian Harga Emas Hari Ini di Pegadaian 29 Maret 2024

Rincian Harga Emas Hari Ini di Pegadaian 29 Maret 2024

Spend Smart
Kecelakaan Beruntun di GT Halim Diduga gara-gara Truk ODOL, Kemenhub Tunggu Investigasi KNKT

Kecelakaan Beruntun di GT Halim Diduga gara-gara Truk ODOL, Kemenhub Tunggu Investigasi KNKT

Whats New
Indef: Banjir Barang Impor Harga Murah Bukan Karena TikTok Shop, tapi...

Indef: Banjir Barang Impor Harga Murah Bukan Karena TikTok Shop, tapi...

Whats New
Emiten Menara TBIG Catat Pendapatan Rp 6,6 Triliun Sepanjang 2023

Emiten Menara TBIG Catat Pendapatan Rp 6,6 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

Whats New
Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke