Dengan tren pelonggaran kebijakan moneter tersebut, Senior Research and Analist Infovesta Utama Wawan Hendrayana menilai, instrumen reksadana pendapatan tetap memiliki kinerja terbaik jika dibandingkan dengan instrumen lain.
Sebab, dengan suku bunga yang trennya akan terus turun, harga obligasi otomatis bakal meningkat. Di tambah lagi, tahun depan, BI masih memiliki potensi untuk kembali menurunkan suku bunga sebanyak dua kali ke level 4,5 persen.
"Tahun depan karena inflasi sangat rendah, terakhir di September 2,2 persen diprediksi tahun ini inflasi kemungkinan besar maksimal 3 persen, dan spread wajar inflasi dengan suku bunga 1,5 persen hingga 2 persen," jelas Wawan ketika dihubungi Kompas.com, Senin (28/10/2019).
Dengan semakin rendahnya suku bunga, Wawan menjelaskan, risiko dari berinvestasi di instrumen reksadana pendapatan tetap kian kecil.
Dia mencontohkan, ketika BI secara berturut-turut terus menaikkan suku bunganya hingga enam kali, beberapa reksadana pendapatan tetap mencatatkan kinerja minus.
Adapun tahun ini, Wawan mengatakan, reksadana pendapatan tetap rata-rata akan memberi imbal hasil di atas 10 persen.
Adapun berikut 5 reksadana pendapatan tetap dengan imbal hasil tertinggi per 25 Oktober 2019 seperti dikutip dari laman reski Infovesta:
1. PNM Dana Sejahtera II 34,87 persen
2. Star Fixed Income Dollar 26,74 persen
3. Pratama Pendapatan Tetap Syariah 23,85 persen
4. Insight Simas Asna Pendapatan Tetap Syariah I Asna 23,43 persen
5. HPAM Ultima Obligasi Plus 22,04 persen
https://money.kompas.com/read/2019/10/28/114548326/ini-5-reksadana-pendapatan-tetap-dengan-kinerja-terbaik