Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Ekonomi Melambat, Bank Sentral AS Pangkas Bunga Untuk Ketiga Kalinya Tahun Ini

Hal tersebut dilakukan untuk merespon kian melambatnya pertumbuhan ekonomi Negeri Paman Sam karena perang dagang dan perlambatan ekonomi global.

Seperti dikutip dari CNN, Federal Fund Rate (FFR) dipangkas 25 bps menjadi di kisaran 1,5 persen hingga 1,75 persen. Pemangkasan suku bunga acuan ini bakal memengaruhi tingkat bunga dari kredit rumah, kartu kredit dan produk pinjaman lainnya.

Gubernur The Fed Jerome Powell menekankan The Fed bakal menahan suku bunga di kisaran tersebut dalam beberapa waktu ke depan.

Dia mengatakan, level suku bunga saat ini adalah level yang paling pas melihat outlook perekonomian AS yang bakal tumbuh moderat, diiringi dengan pasar tenaga kerja yang masih kuat serta inflasi di kisaran 2 persen.

"Jika itu berubah, The Fed akan menyesuaikan," ujar dia.

Di AS, pemangkasan suku bunga di masa ekspansi ekonomi sebenarya hal yang tak wajar, namun pernah terjadi sebelumnya.

Di era Gubernur Alan Greenspan kala itu disebut dengan insurance cut di tahun 1995 hingga 1998. The Fed kemudian kembali ke masa suku bunga tinggi kala itu.

Namun demikian, terlepas dari semakin sedikitnya ruang gerak yang tersisa untuk memangkas suku bunga, Powell mengatakan dia tak yakin The Fed akan mulai menaikkan suku bunga dalam waktu dekat.

"Kita perlu melihat kenaikan yang sangat signifikan dalam inflasi ... sebelum kita mempertimbangkan untuk menaikkan suku bunga untuk mengatasi masalah inflasi," katanya.

Dua anggota voting komite penetapan kebijakan - Presiden Fed Kansas City Esther George dan Presiden Fed Boston Eric Rosengren - berbeda pendapat dengan keputusan untuk menurunkan suku bunga sebesar 0,25 persen tersebut.

Dalam pernyatannya, pembuat kebijakan menuliskan bahwa masa depan ekonomi AS masih akan cerah, didukung solidnya peningkatan pekerjaan juga konsumsi rumah tangga. Meski di sisi lain mereka juga mencatat bahwa investasi bisnis dan ekspor terus melemah.

Powell mengatakan bahwa kesepakatan perdagangan fase satu yang memberi optimisme antara Amerika Serikat dan Cina serta tanda-tanda bahwa Inggris mungkin dapat mengatur jalan keluar yang lancar dari UE dapat berarti risiko perlambatan ekonomi kian berkurang.

"Ada banyak risiko yang tersisa, tetapi saya harus mengatakan risiko tampaknya telah surut," katanya.

https://money.kompas.com/read/2019/10/31/063200526/ekonomi-melambat-bank-sentral-as-pangkas-bunga-untuk-ketiga-kalinya-tahun-ini

Terkini Lainnya

Bos BI Optimistis Rupiah Bakal Kembali di Bawah Rp 16.000 Per Dollar AS

Bos BI Optimistis Rupiah Bakal Kembali di Bawah Rp 16.000 Per Dollar AS

Whats New
Mendag Ungkap Penyebab Harga Bawang Merah Tembus Rp 80.000 Per Kilogram

Mendag Ungkap Penyebab Harga Bawang Merah Tembus Rp 80.000 Per Kilogram

Whats New
Hadapi Tantangan Perubahan Iklim, Kementan Gencarkan Pompanisasi hingga Percepat Tanam Padi

Hadapi Tantangan Perubahan Iklim, Kementan Gencarkan Pompanisasi hingga Percepat Tanam Padi

Whats New
Panen Ganda Kelapa Sawit dan Padi Gogo, Program PSR dan Kesatria Untungkan Petani

Panen Ganda Kelapa Sawit dan Padi Gogo, Program PSR dan Kesatria Untungkan Petani

Whats New
Alasan BI Menaikkan Suku Bunga Acuan jadi 6,25 Persen

Alasan BI Menaikkan Suku Bunga Acuan jadi 6,25 Persen

Whats New
Cara dan Syarat Gadai Sertifikat Rumah di Pegadaian

Cara dan Syarat Gadai Sertifikat Rumah di Pegadaian

Earn Smart
Cara dan Syarat Gadai HP di Pegadaian, Plus Bunga dan Biaya Adminnya

Cara dan Syarat Gadai HP di Pegadaian, Plus Bunga dan Biaya Adminnya

Earn Smart
Peringati Hari Konsumen Nasional, Mendag Ingatkan Pengusaha Jangan Curang Jika Mau Maju

Peringati Hari Konsumen Nasional, Mendag Ingatkan Pengusaha Jangan Curang Jika Mau Maju

Whats New
United Tractors Bagi Dividen Rp 8,2 Triliun, Simak Jadwalnya

United Tractors Bagi Dividen Rp 8,2 Triliun, Simak Jadwalnya

Whats New
Kunjungan ke Indonesia, Tim Bola Voli Red Sparks Eksplor Jakarta bersama Bank DKI dan JXB

Kunjungan ke Indonesia, Tim Bola Voli Red Sparks Eksplor Jakarta bersama Bank DKI dan JXB

Whats New
Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, Bos BI: Untuk Memperkuat Stabilitas Rupiah

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, Bos BI: Untuk Memperkuat Stabilitas Rupiah

Whats New
KEJU Bakal Tebar Dividen, Ini Besarannya

KEJU Bakal Tebar Dividen, Ini Besarannya

Earn Smart
Program Gas Murah Dinilai ‘Jadi Beban’ Pemerintah di Tengah Konflik Geopolitik

Program Gas Murah Dinilai ‘Jadi Beban’ Pemerintah di Tengah Konflik Geopolitik

Whats New
Catatkan Kinerja Positif, Rukun Raharja Bukukan Laba Bersih 8 Juta Dollar AS pada Kuartal I-2024

Catatkan Kinerja Positif, Rukun Raharja Bukukan Laba Bersih 8 Juta Dollar AS pada Kuartal I-2024

Whats New
Luhut Sambangi PM Singapura, Bahas Kerja Sama Carbon Capture Storage dan Blue Food

Luhut Sambangi PM Singapura, Bahas Kerja Sama Carbon Capture Storage dan Blue Food

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke