Pertumbuhan yang melambat ini tidak hanya terjadi secara tahunan (yoy). Pertumbuhan juga melambat jadi 3,06 persen dari 3,09 persen dibandingkan kuartal sebelumnya. Adapun dari kuartal I-2019 hingga kuartal III-2019, ekonomi tumbuh sebesar 5,04 persen.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suhariyanto mengatakan, pertumbuhan yang melambat dipengaruhi oleh perekonomian yang diliputi ketidakpastian sehingga berdampak pada ekonomi kawasan, baik di negara maju maupun berkembang.
"Perekonomian global saat ini masih diliputi ketidakpastian, ada tensi geopolitik di beberapa kawasan, dan harga komoditas berfluktuatif menuju penurunan. Ini menunjukkan ketidakpastian global membawa dampak ekonomi," kata Kepala BPS Suhariyanto di Jakarta, Selasa (5/11/2019).
Kendati demikian, Suhariyanto mengatakan pertumbuhan ini lebih baik ketimbang negara-negara lainnya yang penurunnya sudah terlalu curam. Sebut saja China dari 6,5 persen menjadi 6 persen (yoy), AS dari 3,1 persen menjadi 2 persen (yoy), dan Singapura dari 2,6 persen menjadi 0,1 persen (yoy).
"Jadi saya kira kita tidak terlalu curam dibanding negara lainnya," ucap Suhariyanto.
Sementara itu menurut sisi pengeluaran, pertumbuhan ekonomi masih didominasi oleh konsumsi rumah tangga sebesar 5,01 persen. Kendati mendominasi, konsumsi rumah tangga lebih lambat dibanding kuartal II-2019 sebesar 5,17 persen.
"Tapi kalau dibanding dengan triwulan III-2018, sekarang lebih baik, ada kenaikan sedikit dari 5,0 persen menjadi 5,01 persen," ungkap Suhariyanto.
Secara garis besar, Suhariyanto menyebut struktur PDB Indonesia menurut pengeluaran atas dasar harga berlaku kuartal III-2019 tidak menunjukkan perubahan yang berarti.
PDB masih didominasi oleh komponen konsumsi rumah tangga yang mencakup lebih dari separuh PDB Indonesia, yaitu sebesar 56,52 persen.
Kemudian diikuti komponen PMTB atau investasi 32,32 persen, ekspor barang dan jasa sebesar 18,75 persen, konsumsi pemerintah sebesar 8,36 persen, komponen perubahan inventori sebesar 1,52 persen, dan komponen konsumsi lembaga non profir rumah tangga 1,25 persen.
Adapun dari sisi produksi, pertumbuhan ekonomi didorong oleh hampir semua lapangan usaha, seperti lapangan usaha industri, pertanian, perdagangan, dan konstruksi.
Pertumbuhan tertinggi dari sisi produksi terjadi pada lapangan usaha pengadaan gas dan listrik sebesar 4,94 persen.
"Jika dilihat secara spasial, struktur perekonomian kita masih didominasi oleh Pulau Jawa sebesar 59,15 persen. Kemudian diikuti Sumatra, Kalimantan, Sulawesi, Bali dan Nusa Tenggara, serta Maluku dan Papua," pungkasnya.
https://money.kompas.com/read/2019/11/05/133344026/pertumbuhan-ekonomi-502-persen-di-kuartal-iii-2019-ini-penyebabnya