SURABAYA, KOMPAS.com - Produk Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) Indonesia diharapkan dapat menembus pasar ekspor.
Faktanya pun kini sudah banyak produk UMKM Indonesia yang dipasarkan di luar negeri. Bank Indonesia (BI) juga mendorong UMKM menjajaki pasar internasional.
Kepala Perwakilan BI Jawa Timur Difi Ahmad Johansyah menyebut, selain menyasar pasar masyarakat negara setempat, produk UMKM juga berpotensi besar menjawab permintaan dari diaspora Indonesia.
Diaspora atau masyarakat Indonesia yang menetap di luar negeri yang jumlahnya semakin banyak memiliki permintaan yang besar terhadap produk asli Indonesia. Produk-produk inilah yang dapat dipasok oleh UMKM.
Pasar potensial inilah yang dirintis bank sentral, yang juga membina UMKM untuk dapat menembus pasar internasional.
"Sebenarnya kalau bicara ekspor, kita bisa lihat negara yang dispora-diaspora Indonesia-nya besar. Ini bisa kita manfaatkan," jelas Difi di sela-sela acara Festival Ekonomi Syariah (Fesyar) di Surabaya, Jawa Timur, Jumat (8/11/2019).
Difi memberi contoh produk UMKM yang amat diminati diaspora Indonesia antara lain rempeyek, kerupuk, bumbu kacang, dan sambal. Selain itu, produk lain yang menjadi primadona adalah kopi asli Indonesia.
"Harapan saya orang-orang Indonesia di luar (negeri) mempromosikan kopi kita, karena demand-nya semakin besar. Kopi kita premium, diburu orang di luar negeri," terang Difi.
Di samping itu, Difi juga menjelaskan potensi peran Tenaga Kerja Indonesia (TKI) untuk turut memperkenalkan dan memasarkan produk UMKM Tanah Air di luar negeri. Sebab, tak sedikit TKI yang telah lama menetap di luar negeri hingga mampu membuka warung atau toko di negara rantau.
https://money.kompas.com/read/2019/11/08/133837626/diaspora-indonesia-jadi-potensi-besar-ekspor-produk-umkm