Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Resesi Hong Kong Diprediksi Parah, Ini Sebabnya

HONG KONG, KOMPAS.com - Hong Kong diperkirakan bakal menonformasi bahwa negara tersebut telah jatuh ke dalam jurang resesi untuk pertama kalinya dalam satu dekade.

Seperti dikutip dari Reuters, Jumat (15/11/2019), banyak pihak mengkhawatirkan Hong Kong bakal masuk ke dalam jurang resesi yang lebih dalam karena aksi massa yang telah berlangsung selama berbulan-bulan tak kunjung berakhir dan telah memakan banyak korban.

Data-data perekonomian pada Oktober lalu menunjukkan, perekonomian negara-kota yang berada di bawah pemerintahan China tersebut telah merosot 3,2 persen pada periode Juli hingga September 2019.

Pertumbuhan ekonomi Hong Kong telah terkontraksi selama dua kali berturut-turut, yang merupakan definisi teknis dari resesi.

Dengan tidak ada tanda-tanda aksi massa dengan kekerasan bakal berakhir dalam waktu dekat, analis memerkirakan kemerosotan ekonomi bakal memakan waktu lama dan kian dalam.

Produk Domestik Bruto (PDB) Hong Kong diprediksi bakal merosot lebih dalam di kuartal ini, bahkan hingga tahun depan.

Di sisi lain, sektor keuangan dan perdagangan Hong Kong juga dihadapkan pada tekanan perang dagang berkepanjangan antara China dan Amerika Serikat.

Namun demikian, kian meningkatnya tensi ketegangan antara massa dengan aparat yang telah berlangsung selama lebih dari lima bulan kian membebani perekonomian Hong Kong.

"Kami berasumsi aksi massa bakal terus berlanjut di 2020, kecuali jika pemerintah Hong Kong akan melakukan hal spesial (untuk menyelesaikan konflik), nampun nampaknya hal itu dihindari (oleh pemerintah)," ujar ekonom ING Iris Pang.

Pihaknya pun memroyeksi, sepanjang tahun ini, perekonomian Hong Kong akan merosot 2,2 persen dan di 2020 bahkan akan merosot hingga 5,3 persen.

Jaringan transportasi yang kerap terganggu, kekerasan antara massa dengan aparat juga penggunaan gas air mata telah menghancurkan sektor ritel serta membuat pariwisata Hong Kong kelabakan.

Kinerja penjualan ritel Hong Kong pada Agustus merupakan yang terburuk, atau merosot 23 persen jika dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Adapun di bulan September, penjualan ritel Hong Kong terkontraksi 18,3 persen.

Sejak aksi protes berlangsung, banyak toko, restoran dan bisnis lain yang tutup lebih awal. Bahkan banyak toko yang harus menutup usaha mereka untuk selamanya karena telah merugi.

https://money.kompas.com/read/2019/11/15/081400826/resesi-hong-kong-diprediksi-parah-ini-sebabnya

Terkini Lainnya

BCA Finance Buka Lowongan Kerja untuk D3-S1 Semua Jurusan, Cek Syaratnya

BCA Finance Buka Lowongan Kerja untuk D3-S1 Semua Jurusan, Cek Syaratnya

Work Smart
Pemerintah Sebut Tarif Listrik Seharusnya Naik pada April hingga Juni 2024

Pemerintah Sebut Tarif Listrik Seharusnya Naik pada April hingga Juni 2024

Whats New
Jasa Marga: 109.445 Kendaraan Tinggalkan Jabotabek Selama Libur Panjang Paskah 2024

Jasa Marga: 109.445 Kendaraan Tinggalkan Jabotabek Selama Libur Panjang Paskah 2024

Whats New
Survei Prudential: 68 Persen Warga RI Pertimbangkan Proteksi dari Risiko Kesehatan

Survei Prudential: 68 Persen Warga RI Pertimbangkan Proteksi dari Risiko Kesehatan

Earn Smart
7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

Whats New
'Regulatory Sandbox' Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

"Regulatory Sandbox" Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

Whats New
IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

Whats New
Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Whats New
Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Whats New
Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Whats New
Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Whats New
Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Whats New
Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Whats New
Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

BrandzView
Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke