"Sampai akhir tahun rupiah kemungkinan akan menguat karena hot money yang masuk cukup banyak ya dengan portofolio jangka pendek, jadi masih di sekitar Rp 14.000," kata ekonom INDEF Eko Listiyanto kepada Kompas.com, Selasa (26/11/2019).
Eko menyebut, faktor pelonggaran kebijakan moneter di AS yang masih berlanjut seiring dengan ekonomi AS yang kian lesu ikut memperkuat otot rupiah.
Namun, dia mengingatkan, penguatan rupiah ini terbilang rentan karena banjirnya hot money justru bisa berbalik jadi bumerang.
"Saran saya kepada pembuat kebijakan yang harus hati-hati, apalagi suku bunga kita masih cukup tinggi dibanding negara lain sehingga seolah menarik," ungkapnya.
Hari ini kurs rupiah di pasar spot menunjukkan penguatan meski hanya tipis. Rupiah pagi berada di posisi Rp 14.082 per dollar AS atau naik 0,03 persen dibanding penutupan kemarin Rp 14.086 per dollar AS.
https://money.kompas.com/read/2019/11/26/104000926/hot-money-serbu-indonesia-hingga-akhir-tahun-rupiah-diprediksi-menguat