Berdasarkan data Asosiasi Produsen Tepung Terigu Indonesia (Aptindo), ekspor tepung terigu dan produk turunannya tercatat sebesar Rp 8,7 triliun sepanjang Januari-September 2019. Beberapa produk turunan yang dimaksud di antaranya seperti mi instan, biskuit, pasta, wafer, dan pastry.
"Produk turunan yang diekspor tersebut dihasilkan oleh berbagai perusahaan industri berbasis tepung terigu," ujar Ketua Umum Aptindo Franky Wellirang dalam keterangan pers, seperti dikutip Kontan.co.id, Rabu (27/11/2019).
Capaian ini dinilai cukup memuaskan menimbang situasi ekonomi global yang sedang kurang baik. Tujuan ekspor terbesar antara lain Singapura, Myanmar, Filipina, Jepang, Arab Saudi, Thailand, China, dan lain-lain. Sebagian besar ekspor ditunjang oleh aneka produk turunan tepung terigu.
Sementara itu, kontributor terbesar kedua berasal dari ekspor sebanyak 267.848 ton by product atau dedak gandum dengan nilai sebesar Rp 711 miliar. Adapun nilai ekspor dari tepung terigu nasional adalah sebesar Rp 207 miliar.
Franky menilai keberadaan industri terigu nasional memiliki berbagai manfaat tambahan. Dari sisi penciptaan lapangan pekerjaan, kehadiran industri terigu nasional memicu munculnya kegiatan usaha pengolahan makanan di level UMKM yang pada gilirannya menciptakan peluang kerja baru.
Tidak hanya itu, dalam proses pengolahannya ke dalam bentuk makanan, terigu juga mendorong konsumsi produk-produk pertanian lokal, seperti cabai, tomat, aneka bawang, dan kentang.
"Bahkan di berbagai daerah, para UKM khususnya, semakin banyak variasi makanan berbasis terigu yang dicampur dengan komoditas pertanian setempat. Misalnya cake salak, mi naga, roti durian, kue lapis talas, bolu nanas, labu cake, bahkan kue kering yang yang kaya dengan aneka biji-bijian,” papar Franky. (Muhammad Julian)
Artikel ini telah tayang di Kontan.co.id dengan judul: Wow, ekspor mi instan dan produk terigu mencapai Rp 8,7 triliun per September 2019
https://money.kompas.com/read/2019/11/27/105732226/ekspor-mi-instan-dan-produk-terigu-capai-rp-87-triliun