Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Nelayan Keluhkan Harga Jual Lobster Murah, Ini Jawaban Susi

LAMPUNG SELATAN, KOMPAS.com - Nelayan di pesisir Lampung mengeluhkan harga jual dari tangkapan sektor perikanan yang sangat murah.

Hal ini disampaikan Parni, nelayan penerima kapal yang berasal dari desa Banding, Rajabasa, Kabupaten Lampung Selatan.

Parni mengatakan, ia menjual lobster hasil tangkapannya yang berukuran 2 sampai 3 ons sangat murah, yakni seharga Rp 180.000 per kilogram.

Sementara harga minimal yang menguntungkan nelayan adalah Rp 400.000 sampai dengan Rp 500.000 per kilogram.

"Enggak untung harga segitu, harga lobster terus turun, sedangkan harga jaring mahal. Kalau punya kebun aja saya pasti sudah banting arah," kata Parni, di dermaga Elti Lampung, Sabtu (30/11/2019).

Parni menjelaskan, semenjak insiden bencana Tsunami akhir tahun 2018 lalu dirinya sempat ngangur melaut karena dua kapalnya hancur lebur diterjang ombak.

Kapal yang dimiliki Parni saat ini adalah jenis kapal getek dengan kapasitas angkut hingga 100 kilogram.

Namun maksimal pendapatan Parni untuk ikan tangkap adalah 10 kilogram sehari. Sementara jumlah tangkapan lobster hanya sedikit.

"Kalau lobster sedikit, kita kalau jual ikan pare-pare Rp 8.000 sampai Rp 10.000 sekilo, seharusnya Rp 15.000 sekilo. Kalau ikan kakap Rp 27.000 sekilo, kalau mau untung harusnya Rp 45.000 sekilo," ungkap Parni.

Disisi lain, Menteri Kelautan dan Perikanan periode 2014-2019 Susi Pudjiastuti menyebut, murahnyanya harga jual akibat jumlah pembeli yang sedikit.

Menurutnya, transportasi yang menjadi biaya pembeli (tengkulak) sangat mahal menuju Kalianda, sehingga jika komoditas hasil laut yang diperoleh hanya sedikit, tengkulak akan merugi dan efeknya harga jual komoditas perikanan sudah pasti akan turun.

"Kan kuantitinya sedikit dan pembelinya enggak banyak. Karena transportasinya mahal. Tapi ya lumayan Rp 180.000an (ikan pare-pare sekilo), daripada jadi kuli bangunan. Kan pakai perahu getek kan lumayan itu," kata Susi saat dihubungi melalui video call.

Sementara harga lobster yang murah, juga membuat Susi prihatin. Ia bahkan membandingkan harga lobster di Kalianda dan di Jakarta yang jauh berbeda.

"Mengeriti, kalau dibandingkan Jakarta,  Jakarta sudah Rp 400.000 sampai Rp 500.000 per kilogram (harga lobster). Kasihan, tapi ini kan persoalannya transportasi susah" ungkap Susi.

Selain, harga lobster yang terus turun, Parni juga mengeluhkan harga jaring terus meroket. Sehingga ini membuat pendapatan Parni makin sedikit, karena modal yang dikeluarkan lebih besar dari untung.

Terkait keluhan ini, Susi mengatakan kedepan ia akan mencoba untuk mencari bantuan lain selain kapal. Namun demikian Susi belum dapat memastikan kapan bantuan akan direalisasikan.

"Nanti saya akan coba cari jaring untuk nambah (modal kerja) mereka (nelayan), agar mereka bisa dapat lebih banyak (hasil laut)," tutup Susi.

Susi hari ini dijadwalkan untuk hadir dalam pemberian kapal-kapal untuk nelayan di Lampung. Namun karena satu dan lain hal Susi batal hadir.

Susi berpesan, kapal-kapal yang diberikan agar tidak kembali dijual untuk keuntungan sesaat.

Selain itu, ia menyarankan agar ke depannya, nelayan bisa menjual tangkapannya ke Tanjung Karang agar mendapatkan harga yang lebih baik.

"Dengan kapal ini, mereka kan bisa kirim ke Tanjung Karang, daripada di jual di Kalianda. Ya mudah-mudahan bisa bermanfaat," tutup Susi.

https://money.kompas.com/read/2019/12/01/072100326/nelayan-keluhkan-harga-jual-lobster-murah-ini-jawaban-susi

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke