Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Analis Prediksi IHSG Bisa Sentuh Level 5.524, Ini Penyebabnya

Oleh sebab itu, dia memprediksi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pekan depan (2/12/2019), akan bergerak ke level support 5.939-5.767 dan level resistance 6.100-6.200.
Bahkan Hans Kwee memproyeksikan IHSG bisa anjlok menyentuh level 5.524 pada beberapa pekan ke depan.

"Kami menurunkan target IHSG di akhir tahun ke level 6.220. IHSG masih berpeluang turun test level 5.524 dalam beberapa pekan ke depan. Investor kami rekomendasikan SOS ketika pasar menguat dan melakukan pembelian kalau terjadi koreksi dalam di pasar," ujarnya dalam pesan tertulis, Minggu (1/12/2019).

Hans Kwee menjelaskan, pesimisnya gerak IHSG tersebut pekan depan karena pasar masih menanti kejelasan negosiasi perang dagang. Pada awal pekan, Presiden Donald Trump mengatakan Washington dan Beijing berada dalam "pergolakan akhir" perundingan untuk mengamankan kesepakatan perdagangan.

Pernyataan Trump yang menyatakan dukungan pemerintahannya bagi demonstran di Hong Kong menjadi masalah yang sangat sulit bagi China saat ini.

Awal pekan lalu, Kementerian Perdagangan China mengatakan negosiator kedua negara mencapai konsensus terkait penyelesaian masalah inti dan sepakat untuk tetap berhubungan untuk menyelesaikan perjanjian fase pertama.

"Saat ini pasar punya harapan besar akan negosiasi yang lancar antara China dan AS. Pasar menjadi khawatir kerena semakin dekatnya waktu karena Washington menjadwalkan untuk mengenakan tarif lebih besar pada barang-barang China pada 15 Desember nanti. Bila tidak terjadi kesepakatan dan terjadi kenaikan tarif maka pasar akan merespon dengan negatif," ujarnya.

Sementara itu masalah dukungan AS untuk demonstrasi di Hong Kong masih akan menjadi perhatian pelaku pasar pekan depan. Pekan ini Donald Trump telah menandatangani dua undang-undang yang mendukung para demonstran di Hong Kong.

Hal ini telah memicu kemarahan China dimana Kementerian Luar Negeri China kemudian mengecam, dan mengancam akan membalas tindakan tersebut. Situasi ini diperkirakan dapat merusak harapan akan tercapainya kesepakatan dagang "fase pertama" AS-China.



"Dampak dan balasan dari China atas kebijakan AS akan menjadi perhatian pasar pada pekan depan. Apakah peristiwa ini dapat menganggu kesepakatan fase pertama kedua negara. Ekspektasi dari pelaku pasar saat ini adalah hal ini tidak akan menanggu kesepakatan kedua Negara. Bila terjadi sebaliknya maka pelaku pasar harus bersiap menghadapi sell off," katanya memperingatkan pelaku pasar saham.

Data ekonomi AS yang keluar pekan ini cukup baik dimana data pesanan barang tahan lama naik 0,6 persen pada Oktober, jauh melebihi ekspektasi penurunan 0,8 persen. Data klaim pengangguran mingguan turun menjadi 213.000 dari 227.000. Pertumbuhan PDB kuartal ketiga direvisi menjadi 2,1 persen, dari rilis sebelumnya sebesar 1,9 persen.

Ringkasan kondisi ekonomi Federal Reserve-Beige Book menunjukkan, ekonomi AS berkembang secara moderat antara Oktober dan pertengahan November. Rilis data defisit perdagangan barang AS menunjukkan penurunan tajam pada Oktober karena ekspor dan impor menurun. Data ekonomi yang baik ini semakin menengelamkan harapan penurunan bunga Fed di akhir tahun. Tetapi the Fed diperkirakan akan mempertahankan suku bunga rendah.

Selain itu, Pemilu di Inggris masih akan menjadi perhatian pasar. Jajak pendapat di Inggris menjelang pemilu 12 Desember yang menunjukkan bahwa PM Boris Johnson berada di jalur kemenangan dan mendapat dukungan mayoritas di Parlemen.

Sementara kabar dari dalam negeri, kisruh pembubaran reksa dana terbukti menekan kinerja IHSG, di mana awal pekan nanti di tengah optimisme negosiasi perang dagang AS-China, IHSG mengalami tekanan turun. Sebagai contoh, Senin, Selasa dan Rabu Dow membuat rekor kenaikan baru, tetapi IHSG tertekan akibat aksi jual reksa dana yang di bubarkan.

Terbukti beberapa saham blue chip yang ada di dalam daftar produk yang dibiarkan telah mengalami tekanan jual selama sepekan. Bila aksi jual pembubaran reksadana telah berakhir maka tekanan jual akan berkurang.

"Semoga tidak terjadi aksi panik jual akibat kerugian yang terialiasi. Kami masih memantau aksi OJK, yang bila konsisten dengan keputusannya mungkin masih akan membubarkan beberapa produk reksa dana akibat janji return. Hal ini masih akan memberikan tekanan jual pada pasar saham," ujarnya.

https://money.kompas.com/read/2019/12/01/210000226/analis-prediksi-ihsg-bisa-sentuh-level-5.524-ini-penyebabnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke