Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Inflasi November 2019 Capai 0,14 Persen, Ini Pemicunya

JAKARTA, KOMPAS.com - Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan adanya kenaikan harga sejumlah komoditas pada November 2019 dengan pola yang masih sama sejak 2 tahun lalu.

Dari hasil pemantauan BPS di 82 kota indeks harga konsumen (IHK), terjadi inflasi 0,14 persen pada November 2019.

Jika dirinci, inflasi terjadi di 52 dari 82 kota yang dipantau. Inflasi tertinggi berada di kota Manado dengan angka 3,30 persen.

Sementara 25 kota sisanya terjadi deflasi dengan deflasi terbesar di Tanjung Pandan sebesar -1,06 persen. 

Kepala BPS Suhariyanto mengatakan, inflasi November 2019 banyak disumbang oleh bahan-bahan makanan. Bahan makanan mengalami inflasi sebesar 0,37 persen dan memberikan andil pada inflasi sebesar 0,07 persen.

"Komoditas penyumbang inflasi di antaranya, bawang merah inflasi 0,07 persen, tomat sayur 0,05 persen, ayam ras 0,03 persen, telur ayam ras 0,01 persen, dan juga beberapa sayuran dan buah-buahan 0,01 persen," kata Suhariyanto di Jakarta, Senin (2/12/2019).

Adapun komoditas yang mengalami deflasi antara lain cabai merah 0,07 persen, ikan segar 0,02 persen, dan cabai rawit sebesar 0,02 persen.

Selain bahan makanan, BPS mencatat rokok kretek juga menyumbang inflasi pada November 2019. Kelompok makanan jadi, minuman, dan rokok terjadi inflasi sebesar 0,25 persen sehingga memberikan andil pada inflasi sebesar 0,04 persen.

Secara komoditas, rokok kretek dan rokok kretek filter masing-masing dominan memberikan inflasi sebesar 0,01 persen.

"(Rokok) sejak beberapa bulan terakhir di level konsumen sudah naik persen. Bulan lalu (Oktober 2019) juga sudah menyumbang inflasi 0,01 persen. Nampaknya pedagang sudah mengantisipasi rencana kenaikan rokok pada bulan Januari selama beberapa bulan terakhir," ujar pria yang kerap disapa Kecuk ini.

Sementara itu, peyumbang inflasi November 2019 lainnya datang dari perumahan, air, listrik, dan gas. Secara komoditas, tarif kontrak rumah dan tarif sewa rumah masing-masing menyumbang 0,01 persen.

Sedangkan sandang, kesehatan, rekreasi, pendidikan, dan olahraga hanya terjadi inflasi tipis sebesar 0,03 persen. Kelompok ini tidak menyumbang inflasi alias 0 persen.

Sehingga dari seluruh kelompok, hanya transportasi, komunikasi, dan jasa keuangan saja yang mengalami deflasi sebesar 0,07 persen.

Dengan demikian, inflasi berdasarkan tahun kalender mencapai 2,37 persen dan secara tahunan (yoy) mencapai 3,00 persen, lebih rendah dibanding 3,23 persen (yoy) 2018 dan 3,3 persen (yoy) tahun 2017.

"Jadi dengan melihat angka inflasi, target inflasi akan tercapai," pungkas Suhariyanto.

https://money.kompas.com/read/2019/12/02/124800526/inflasi-november-2019-capai-0-14-persen-ini-pemicunya

Terkini Lainnya

Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah dari Sawah Hasil Teknologi Padi China

Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah dari Sawah Hasil Teknologi Padi China

Whats New
Bulog Baru Serap 633.000 Ton Gabah dari Petani, Dirut: Periode Panennya Pendek

Bulog Baru Serap 633.000 Ton Gabah dari Petani, Dirut: Periode Panennya Pendek

Whats New
Dari Perayaan HUT hingga Bagi-bagi THR, Intip Kemeriahan Agenda PUBG Mobile Sepanjang Ramadhan

Dari Perayaan HUT hingga Bagi-bagi THR, Intip Kemeriahan Agenda PUBG Mobile Sepanjang Ramadhan

Rilis
INACA: Iuran Pariwisata Tambah Beban Penumpang dan Maskapai

INACA: Iuran Pariwisata Tambah Beban Penumpang dan Maskapai

Whats New
Bank DKI Sumbang Dividen Rp 326,44 Miliar ke Pemprov DKI Jakarta

Bank DKI Sumbang Dividen Rp 326,44 Miliar ke Pemprov DKI Jakarta

Whats New
OASA Bangun Pabrik Biomasa di Blora

OASA Bangun Pabrik Biomasa di Blora

Rilis
Pengumpulan Data Tersendat, BTN Belum Ambil Keputusan Akuisisi Bank Muamalat

Pengumpulan Data Tersendat, BTN Belum Ambil Keputusan Akuisisi Bank Muamalat

Whats New
Cara Hapus Daftar Transfer di Aplikasi myBCA

Cara Hapus Daftar Transfer di Aplikasi myBCA

Work Smart
INA Digital Bakal Diluncurkan, Urus KTP hingga Bayar BPJS Jadi Lebih Mudah

INA Digital Bakal Diluncurkan, Urus KTP hingga Bayar BPJS Jadi Lebih Mudah

Whats New
Suku Bunga Acuan BI Naik, Anak Buah Sri Mulyani: Memang Kondisi Global Harus Diantisipasi

Suku Bunga Acuan BI Naik, Anak Buah Sri Mulyani: Memang Kondisi Global Harus Diantisipasi

Whats New
Ekonom: Kenaikan BI Rate Bakal 'Jangkar' Inflasi di Tengah Pelemahan Rupiah

Ekonom: Kenaikan BI Rate Bakal "Jangkar" Inflasi di Tengah Pelemahan Rupiah

Whats New
Menpan-RB: ASN yang Pindah ke IKN Bakal Diseleksi Ketat

Menpan-RB: ASN yang Pindah ke IKN Bakal Diseleksi Ketat

Whats New
Lebaran 2024, KAI Sebut 'Suite Class Compartment' dan 'Luxury'  Laris Manis

Lebaran 2024, KAI Sebut "Suite Class Compartment" dan "Luxury" Laris Manis

Whats New
Rupiah Melemah Sentuh Rp 16.200, Mendag: Cadangan Divisa RI Kuat, Tidak Perlu Khawatir

Rupiah Melemah Sentuh Rp 16.200, Mendag: Cadangan Divisa RI Kuat, Tidak Perlu Khawatir

Whats New
Rasio Utang Pemerintahan Prabowo Ditarget Naik hingga 40 Persen, Kemenkeu: Kita Enggak Ada Masalah...

Rasio Utang Pemerintahan Prabowo Ditarget Naik hingga 40 Persen, Kemenkeu: Kita Enggak Ada Masalah...

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke