Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Kenapa Benih Lobster Tak Dibudidaya Saja? Ini Kendalanya Kata KKP

Wacana itu menuai pro dan kontra, banyak yang menyarankan lebih baik lobster dibudidaya di dalam negeri dan ekspor saat sudah dewasa sehingga harganya lebih tinggi.

Namun Direktur Jenderal Perikanan Budidaya KKP Slamet Soebjakto mengungkapkan, ada berbagai hal yang membuat budidaya lobster sulit dikembangkan dan tak optimal di Indonesia.

Pertama, soal tempat. Ia menyebut selama ini budidaya lobster masih bercampur dengan budidaya ikan.

"Kalau secara teknologi kita enggak kalah. Tapi kalau Vietnam itu secara masif di dalam satu kawasan. Kalau kita ini kan bercampur juga dengan kerapu dan budidaya yang lain. Jadinya (budidaya lobster) sebagai sambilan," kata Slamet di Jakarta, Rabu (18/12/2019).

Kedua, soal pakan. Slamet menuturkan, sulitnya budidaya lobster di dalam negeri juga terjadi karena belum adanya pakan yang sesuai untuk lobster.

Sejauh ini, pakan lobster masih menggunakan ikan rucah yang gizinya terbatas.



Ke depan kata dia, perlu ada penelitian lebih lanjut soal pakan lobster. Alih-alih ikan rucah, pakan ikan bisa bergantung kepada pelet yang bahan bakunya berasal dari nabati.

"Kendalanya adalah pakan yang sesuai untuk lobster walaupun di beberapa tempat sudah ditemukan," kata dia.

"Dengan pelet bisa diramu dengan gizi yang dibutuhkan lobster. kalau ikan sendiri kan gizinya terbatas pada itu, belum tentu cocok untuk lobster," sambung Slamet.

Ketiga, Indonesia juga belum menguasai pembiakan artificial (artificial breeding). Pembiakan lobster sepenuhnya masih mengandalkan alam yang membutuhkan waktu bertahun-tahun.

"Artificial breeding itu belum. Yang ada itu adalah masih telur yang dibawa induk dari alam. Dan perkawinan juga belum," ucap dia.

https://money.kompas.com/read/2019/12/19/083507526/kenapa-benih-lobster-tak-dibudidaya-saja-ini-kendalanya-kata-kkp

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke