Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Jadi Sumber Duit, Pelihara Burung Kicau Sudah Dianggap Investasi

JAKARTA, KOMPAS.com - Seolah tak kenal musim, hobi memelihara burung kicau seolah tak pernah mati. Dari tahun ke tahun, kompetisi burung kicau bahkan semakin banyak di sejumlah daerah di Indonesia.

Harga beberapa jenis burung kicau juga relatif tak ramah di kantong, bahkan ada yang mencapai ratusan juta.

Beberapa waktu lalu, seorang penumpang Garuda dari Jakarta ke Pontianak, Kalimantan Barat, Rendy Lesmana, mengaku kehilangan seekor burung kicau berjenis kacer seharga Rp 150 juta yang disimpan di bagasi pesawat.

Burung itu, merupakan salah satu burung kicau yang dibawa Rendy ke Jakarta dari Pontianak, untuk mengikuti kontes kicau mania.

Wakil Ketua Umum Komunitas Kicau Mania, Giri Prakosa, mengungkapkan selama ini tak ada pakem soal penetuan harga burung kicau di pasaran.

Harga burung kicau, bisa melejit drastis jika sang burung memenangi banyak lomba kicau di kontes level nasional.

Banyak penghobi burung, rela merogoh duit ratusan juta demi membeli burung kicau yang diicarnya.

Bahkan, lanjut Giri, seorang pehobi burung kicau berpengalaman yang beruntung menemukan 'bakat terpendam' seekor burung kicau, bisa menjadikannya sebagai sumber uang yang besar.

"Jangan salah, banyak pehobi yang berani bayar mahal, karena dia yakin burung yang dibelinya bisa menghasilkan uang lebih banyak lagi. Pelihara burung sudah jadi semacam investasi," kata Giri kepada Kompas.com, Minggu (22/12/2019).

Ibarat audisi pencarian bakat, banyak pehobi burung memang sengaja berburu burung-burung kicau dari berbagai daerah di Indonesia. Mereka rela keluar ongkos untuk terbang ke luar pulau demi mendapatkan burung kicau yang diincarnya.

Mereka rela mendatangi kota-kota di seluruh Indonesia demi mencari burung kicau yang sesuai. Apalagi, saat ini, sudah banyak event perlombaan burung kicau di sejumlah provinsi.

"Ada pehobi yang sudah berpengalaman sekali, yang tahu soal kualitas burung kicau. Dia beli mahal, sudah perhitungkan kalau burung yang diincarnya itu benar-benar layak (kicauannya). Banyak juga pehobi dari Malaysia cari burung ke sini," ujar Giri.

"Dia perhitungkan berapa banyak peluang apakah ini burung kalau diikutkan kompetisi bisa menang lomba. Apakah bisa balik modal kalau dilombakan," tambahnya.

Dia mengasumsikan, rata-rata hadiah yang diterima juara pertama kompetisi kicau adalah 45 persen dari total dana yang terkumpul sebagai biaya pendaftaran.

"Jadi anggap saja di level kompetisi nasional kalau peserta lombanya 36 orang, harga tiket lombanya sampai Rp 10 juta, jumlah hadiahnya berarti Rp 162 juta. Kalau bisa menang sekali saja, sudah balik modal," ucapnya.

Sementara itu, harga tiket pendaftaran kompetisi kicau level daerah berkisar mulai dari Rp 500.000.

Investasi menjanjikan burung kicau, sambung Giri, tak cuma berasal dari hadiah lomba. Burung-burung yang memiliki suara kicauan apik juga jadi primadona untuk jadi indukan.

"Sekarang banyak burung kicau peliharaan berasal dari penangkaran. Burung itu ditangkarkan, anaknya bisa dijual lagi. Itu kan jadi duit lagi," kata Giri.

Harga pasaran

Menurut Giri, harga rata-rata anakan burung berkisar Rp 500.000 hingga Rp 2 juta tergantung jenis burung.

Sementara burung yang sudah dewasa dan mulai berkicau, harga pasarannya dibanderol sekitar Rp 1 juta hingga Rp 2 juta.

Menurutnya, saat ini burung kicau dengan harga pasaran termahal saat ini ditempati oleh jenis murai batu, kemudian burung kacer, dan lovebird.

Burung yang mencapai harga di atas Rp 100 juta, sambung Giri, biasanya melejit karena seringnya menjuarai kompetisi burung kicau di tingkat nasional.

Lanjut dia, harga burung kicau yang rutin berkompetisi di berbagai kejuaraan juga tak memiliki barometer.

"Nggak ada rumus ekonomi yang masuk kalau bicara soal burung kicau. Harga suka-suka yang jual. Ada misal burung saya karena sering juara, ada yang tawar Rp 20 juta, kalau saya tetap nggak mau lepas," ujar Giri.

"Kemudian datang lagi ada yang tawar Rp 50 juta, tetep saya nggak mau lepas. Beberapa minggu kemudian, sampai akhirnya ada yang mau tawar Rp 70 juta baru tak lepas. Jadi nggak ada rumus pastinya. Suka-suka yang jual saja," tambahnya.

https://money.kompas.com/read/2019/12/22/163657426/jadi-sumber-duit-pelihara-burung-kicau-sudah-dianggap-investasi

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke