Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Dorong Daya Beli Masyarakat, Penyaluran Bansos Harus Efisien

JAKARTA, KOMPAS.com - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat tingkat inflasi pada tahun kalender 2019 dibanding 2018 sebesar 2,72 persen.

Tingkat inflasi ini di bawah target pemerintah di kisaran 3,5 persen dan merupakan yang terendah selama 10 tahun terakhir. Sementara itu, inflasi inti bulanan pada Desember 2019 melambat jadi 0,11 persen.

Ekonom Bahana Sekuritas Putera Satria Sambijantoro mengatakan, inflasi inti sebesar 0,11 persen secara bulanan (month to month/mtm) dan 3,02 persen secara tahunan (year on year/yoy) relatif sejalan dengan pola historis.

Selama 5 tahun terakhir, inflasi inti berada di kisaran 0,13-0,22 persen mtm atau 2,95-3,99 persen yoy. Namun, inflasi inti sebesar 0,11 persen pada akhir tahun menandakan adanya penurunan daya beli masyarakat.

"Inflasi inti 0,11 persen menunjukkan beberapa kerapuhan dalam pengeluaran konsumen, terutama karena inflasi inti secara bulanan tahun ini melonjak pada bulan Juni-Agustus, masing-masing 0,38 persen, 0,33 persen, 0,43 persen didukung oleh naiknya harga emas," kata Satria kepada Kompas.com, Jumat (3/1/2020).

Satria menuturkan, rendahnya daya beli masyarakat pada akhir tahun perlu perhatian khusus pemerintah termasuk otoritas fiskal.

Salah satunya melalui penyaluran bantuan sosial (bansos) di kuartal I 2020 yang lebih efisien.

"Karena inflasi inti turun itu artinya daya beli akan melemah di kuartal I 2020. Untuk itu perlu didukung melalui program peningkatan daya beli, termasuk bansos di kuartal I 2020," ucap dia.

Dia bilang, ekonomi mungkin memerlukan dukungan dari investasi dan pengeluaran pemerintah mengingat adanya kenaikan yang dicanangkan pada 2020 sehingga mengikiskan daya beli.

Kenaikan itu meliputi harga cukai rokok, iuran BPJS Kesehatan, dan beberapa tarif tol yang mulai berlaku efektif pada 1 Januari 2020.

"Di kuartal I banyak policies (kebijakan) yang bisa berkontribusi menurunkan daya beli, seperti cukai rokok dan sebagainya," tutur Satria.

Sementara itu berdasarkan pemaparan BPS, Indeks Harga Konsumen (IHK) naik sebesar 0,34 persen mtm dan 2,72 persen secara tahunan (yoy).

Angka ini jauh lebih kecil dari perkiraan Bank Indonesia (BI) sebesar 0,49 persen dan 2,90 persen (yoy).

Secara keseluruhan, rendahnya inflasi yang hanya naik 0,51 persen (yoy) pada 2019 sebagai imbas dari harga komoditas yang berhasil dikendalikan oleh pemerintah seperti bahan bakar dan listrik yang tetap stabil di tahun pemilu.

Adapun, inflasi volatile food melonjak 4,30 persen pada 2019 dari 3,39 persen pada 2018 karena adanya lonjakan harga seperti cabai dan bawang merah.

"Karena Indonesia mengalami periode musim kemarau yang lebih lama dari biasanya pada 2019," tutup Satria.

https://money.kompas.com/read/2020/01/03/105000126/dorong-daya-beli-masyarakat-penyaluran-bansos-harus-efisien

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke