Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Sempat Melemah, Pasar Saham Asia Bangkit

Saham Asia seperti Nikkei 225 Jepang menguat 1,39 persen, setelah penurunan hampir 2 persen pada Senin. Selain itu indeks Topix juga terpantau naik 1,45 persen.

Mengutip CNBC, Selasa (7/1/2020), sebagian besar sektor menguat, dengan perdagangan untuk saham teknologi beranjak naik. Nintendo memangkas beberapa kenaikan sebelumnya naik 0,87 persen, sementara Softbank naik 1,58 persen, dan Sony melonjak 3,57 persen.

Stok mobil di Jepang juga menguat, dengan stok utama naik lebih dari 1 persen. Saham Mazda melonjak 2,40 persen, Honda melonjak 2,49 persen, Toyota naik 1,82 persen, dan Nissan naik 1,79 persen.

Ini juga mendorong saham China seperti Komposit Shanghai naik 0,36 persen, komposit Shenzhen melonjak 0,79 persen dan Komponen Shenzhen naik 0,78 persen. Indeks Hang Seng Hong Kong naik 0,50 persen.

S & P / ASX 200 Australia melonjak sekitar 1,39 persen. Stok minyak juga terdampak dimana, saham Santos naik sekitar 2 persen, Woodside Petroleum naik 0,88 persen dan Oil Search naik 2,15 persen. Sektor keuangan yang mengalami kondisi cukup tertekan sehari sebelumnya juga naik 1,56 persen.

Sementara itu, kebakaran hutan mempengaruhi sepertiga industri utama Australia yakni susu. Australia adalah eksportir susu terbesar ketujuh di dunia.

Di sisi lain, saham prosesor keju terbesar di Australia Bega Cheese turun sebanyak 10 persen pada Senin, kini naik 3,06 persen. Ini karena fasilitas produksinya tidak menderita dampak dari kebakaran, tetapi sejumlah pemasoknya terkena dampak.

Secara keseluruhan, indeks MSCI untuk saham Asia Pasifik di luar Jepang naik 0,79 persen.

Di sisi lain, harga emas pada Selasa melorot pada awal pekan ini karena investor meninggalkan aset berisiko di tengah ketegangan AS dan Iran yang melonjak dalam sepekan terakhir dengan terbunuhnya komandan tinggi Iran Qasem Soleimani. Spot gold turun 0,2 persen menjadi 1.562,81 dollar AS per gram.

Harga minyak juga turun lebih dari 1 persen. Padahal sebelumnya harga minyak di awal pekan melambung tinggi akibat konflik geopolitik AS dan Iran.

Selasa pagi, minyak mentah AS turun 1,14 persen menjadi 62,55 dollar AS per barel. Benchmark global, Brent turun kembali di bawah 70 dollar AS, atau turun 1,25 persen menjadi 68,05 dollar AS per barel.

"Ketegangan geopolitik tetap menjadi fokus perhatian dimana pasar dalam kondisi wait and see," ungkap Strickland, direktur ekonomi dan pasar di National Australia Bank.

Strickland menyebut, pasar masih melihat potensi ketrgangan memanas kembali antara AS dan Iran, maka dari itu pasar akan tetap berhati-hati.

Pasar AS naik terpantau naik pada hari Senin, dan pulih dari kerugian sebelumnya pada hari Jumat. Sementara keuntungan saham AS didominasi oleh saham teknologi terbesar.

Dow Jones Industrial Average teepantau naik 68,50 poin, atau 0,2 persen pada level 28.703,38 setelah jatuh 216 poin sehari sebelumnya. S&P 500 ditutup naik 0,4 persen, atau lebih tinggi pada penutupan sebelumnya di level 3.246,28. Sementara Nasdaq Composite naik 0,6 persen menjadi 9.071,46.

Sementara itu, Indeks dolar AS terpantau mengukur terhadap greenback pada level 96,660 atau melemah dari penutupan akhir pekan lalu pada level 97,1.

https://money.kompas.com/read/2020/01/07/154114326/sempat-melemah-pasar-saham-asia-bangkit

Terkini Lainnya

Bank DKI Sumbang Dividen Rp 326,44 Miliar ke Pemprov DKI Jakarta

Bank DKI Sumbang Dividen Rp 326,44 Miliar ke Pemprov DKI Jakarta

Whats New
OASA Bangun Pabrik Biomasa di Blora

OASA Bangun Pabrik Biomasa di Blora

Rilis
Pengumpulan Data Tersendat, BTN Belum Ambil Keputusan Akuisisi Bank Muamalat

Pengumpulan Data Tersendat, BTN Belum Ambil Keputusan Akuisisi Bank Muamalat

Whats New
Cara Hapus Daftar Transfer di Aplikasi myBCA

Cara Hapus Daftar Transfer di Aplikasi myBCA

Work Smart
INA Digital Bakal Diluncurkan, Urus KTP hingga Bayar BPJS Jadi Lebih Mudah

INA Digital Bakal Diluncurkan, Urus KTP hingga Bayar BPJS Jadi Lebih Mudah

Whats New
Suku Bunga Acuan BI Naik, Anak Buah Sri Mulyani: Memang Kondisi Global Harus Diantisipasi

Suku Bunga Acuan BI Naik, Anak Buah Sri Mulyani: Memang Kondisi Global Harus Diantisipasi

Whats New
Ekonom: Kenaikan BI Rate Bakal 'Jangkar' Inflasi di Tengah Pelemahan Rupiah

Ekonom: Kenaikan BI Rate Bakal "Jangkar" Inflasi di Tengah Pelemahan Rupiah

Whats New
Menpan-RB: ASN yang Pindah ke IKN Bakal Diseleksi Ketat

Menpan-RB: ASN yang Pindah ke IKN Bakal Diseleksi Ketat

Whats New
Lebaran 2024, KAI Sebut 'Suite Class Compartment' dan 'Luxury'  Laris Manis

Lebaran 2024, KAI Sebut "Suite Class Compartment" dan "Luxury" Laris Manis

Whats New
Rupiah Melemah Sentuh Rp 16.200, Mendag: Cadangan Divisa RI Kuat, Tidak Perlu Khawatir

Rupiah Melemah Sentuh Rp 16.200, Mendag: Cadangan Divisa RI Kuat, Tidak Perlu Khawatir

Whats New
Rasio Utang Pemerintahan Prabowo Ditarget Naik hingga 40 Persen, Kemenkeu: Kita Enggak Ada Masalah...

Rasio Utang Pemerintahan Prabowo Ditarget Naik hingga 40 Persen, Kemenkeu: Kita Enggak Ada Masalah...

Whats New
Giatkan Pompanisasi, Kementan Konsisten Beri Bantuan Pompa untuk Petani

Giatkan Pompanisasi, Kementan Konsisten Beri Bantuan Pompa untuk Petani

Whats New
IHSG Turun 19,2 Poin, Rupiah Melemah

IHSG Turun 19,2 Poin, Rupiah Melemah

Whats New
Catat, Ini Jadwal Perjalanan Ibadah Haji Indonesia 2024

Catat, Ini Jadwal Perjalanan Ibadah Haji Indonesia 2024

Whats New
Pada Liburan ke Luar Negeri, Peruri Sebut Permintaan Paspor Naik 2,5 Lipat Pasca Pandemi

Pada Liburan ke Luar Negeri, Peruri Sebut Permintaan Paspor Naik 2,5 Lipat Pasca Pandemi

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke