Pasalnya, pemerintah sudah memberikan akses permodalan berupa Kredit Usaha Rakyat (KUR) yang bunganya sudah turun menjadi 6 persen. Apalagi, pinjaman Rp 50 juta tak lagi diminta agunan.
"Jadi dalam hal pengembangan perikanan budidaya tidak perlu mengandalkan (bantuan) APBN (Anggaran Pendapatan dan Pelanja Negara)sepenuhnya. APBN itu porsinya hanya 15 persen, hanya sebatas stimulan," kata Edhy dalam siaran Pers, Jakarta, Jumat (10/1/2020).
Edhy menuturkan, KUR mampu meningkatkan budidaya di RI khususnya pada daerah yang memiliki potensi besar seperti Mempawah, Kalimantan Barat.
Apalagi, pihaknya berencana membangun perikanan budidaya di Kabupaten Mempawah, Kalimantan Barat dan menjadikannya salah satu prioritas dalam 5 tahun ke depan.
Niat Edhy tersebut didasarkan pada potensi perikanan budidaya yang cukup besar di daerah itu. Sementara saat ini, potensi itu baru dimanfaatkan sekitar 10 persen.
"Kabupaten Mempawah punya potensi perikanan budidaya yang bisa dioptimalkan bagi kepentingan ekonomi nasional dan daerah, terutama bagi peningkatan pendapatan masyarakat," kata Edhy.
Adapun masalah lainnya, seperti benih, pakan, logistik, dan infrastruktur memang masih menjadi pekerjaan rumah dalam mengelola perikanan budidaya. Namun dia menargetkan, masalah itu akan selesai dalam 5 tahun.
"Masalah benih, pakan, infrastruktur, pembiayaan dan pasar adalah hal mendasar yang harus segera kita selesaikan. Saya targetkan masalah ini bisa clear dalam lima tahun ke depan," terang Edhy.
https://money.kompas.com/read/2020/01/10/162506226/edhy-prabowo-minta-pembudidaya-ikan-tak-tergantung-bantuan-pemerintah