Pria yang akrab disapa Tiko tersebut mengatakan, jika Jiwasraya bisa mendapatkan suntikan dana dari anak usahanya atau holding BUMN asuransi, hal yang sama tidak bisa berlaku untuk Asabri.
"Karena Asabri kan bukan asuransi private, dia asuransi sosial. Tidak bisa dalam konteks begitu agak sulit, karena dia asuransi sosial," ujar Tiko ketika ditemui di Gedung Mahkamah Agung, Jakarta, Senin (13/1/2020).
Sebagai informasi, masalah di Asabri menyeruak setelah diberitakan ada skandal dalam pengelolaan keuangannya.
Dikabarkan, portofolio saham milik Asabri anjlok hingga 90 persen. Bahkan, Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD menyebutkan ada dugaan korupsi di Asabri yang nilainya sebesar Rp 10 triliun.
Tiko pun membenarkan kabar mengenai portofolio investasi Asabri yang diletakkan di saham-saham gorengan.
"Itu nama-nama yang beredar itulah nama-nama sahamnya, kan sudah pada tahu juga," ujar Tiko.
Sebelumnya, Menteri BUMN Erick Thohir mengatakan belum siap bicara soal masalah Asabri. Sebab, Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) RI belum mengeluarkan hasil audit terkait Asabri.
Mengutip Kontan.co.id, hingga November 2019, berdasarkan Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI), Asabri punya portofolio di 14 saham dengan kepemilikan di atas 5 persen. Berikut portofolio saham Asabri:
Bank Yudha Bhakti (BBYB) sebanyak 20,13 persen, Alfa Energi Investama (FIRE) sebanyak 23,60 persen, Hartadinata Abadi (HRTA) sebanyak 5,26 persen, dan Island Concept Indonesia (ICON) sebanyak 5,02 persen.
Kemudian, Asabri juga memiliki saham di Inti Agri Resources (IIKP) sebanyak 11,58 persen, Indofarma (INAF) sebanyak 13,92 persen, Hanson Internasional (MYRX) sebanyak 5,40 persen, Pelat Timah Nusantara (NIKL) sebanyak 10,31 persen, dan Proma Cakawala Abadi (PCAR) sebanyak 25,14 persen.
Ada pula kepemilikan saham Asabri di Pool Advista Finance (POLA) sebanyak 7,65 persen, Pool Advista Indonesia (POOL) sebanyak 7,43 persen, PP Property (PPRO) sebanyak 5,33 persen, Sidomulyo (SDMU) sebanyak 18,06 persen, dan SMR Utama (SMRU) sebanyak 6,61 persen.
Dalam waktu dekat, Tiko mengatakan, Kementerian BUMN akan merombak jajaran direksi Asabri. Saat ini, dirinya masih dalam proses pemeriksaan lebih lanjut mengenai risiko kerugian dan potensi fraud yang menjerat Asabri.
"(Manajemen) pasti segera akan dirombak," ujar dia.
https://money.kompas.com/read/2020/01/13/142611026/masalah-asabri-tak-bisa-diselesaikan-dengan-cara-jiwasraya-kenapa