Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

YLKI Komentari Pembentukan Pansus Kasus Jiwasraya

Ketua Yayasan Perlindungan Konsumen Indonesia ( YLKI) Tulus Abadi menyebut rencana pembentukan pansus diharapkan mampu mendorong pengembalian dana nasabah dan bukan sekedar untuk gagah-gagahan politik.

"Pembentukan pansus atau apapun yang penting jangan sampai memgaburkan pengembalian dana nasabah. Untuk apa dibentuk pansus kalau kemudian dana nasabah hilang atau tidak kembali," kata Teguh di kanornya di kawasan Pancoran Barat Jakarta Selatan, Selasa (14/1/2020).

Konsen tersebut dinilai sebagai yang hal paling utama atau mendasar jika DPR membentuk pansus.

"Mereka telah menankan uangnya dan mengikuti prossedur yang ada tapi uangnya atau dananya tidak bisa di klaim," jelasnya.

Teguh menjelaskan, jika pembentukan pansus hanya untuk gagah-gagahan politik saja, maka penyelesaian kasus hanya soal politik.

"Tapi kalau pansusnya bisa memaksa pengembalian dana nasabah, itu baru keren. Ini kan msalahnya complicated. Tapi bagi kami fokusnya harus pengembalian dana nasabah," jelasnya.

Menurutnya, ada beberapa pihak yang seharusnya ikut bertanggungjawab atas masalah gagal bayar produk JS Saving Plan Jiwasraya ini. Antara lain; OJK (otoritas jasa keuangan), Satgas Investasi dan juga bank yang menjual produk.

"Juga bank-bank yang ikut memasarkan juga layak dimintai pertanggungjawaban. Karena kan dalam pemasaran ini pihak Jiwasraya bekerjasama dengan pihak bank," jelasnya.

https://money.kompas.com/read/2020/01/14/141500226/ylki-komentari-pembentukan-pansus-kasus-jiwasraya

Terkini Lainnya

Pegadaian Bukukan Laba Bersih Rp 1,4 Triliun pada Kuartal I 2024

Pegadaian Bukukan Laba Bersih Rp 1,4 Triliun pada Kuartal I 2024

Whats New
Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun, Bulog Tunggu Arahan Pemerintah

Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun, Bulog Tunggu Arahan Pemerintah

Whats New
BTN Cetak Laba Bersih Rp 860 Miliar pada Kuartal I 2024

BTN Cetak Laba Bersih Rp 860 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah dari Sawah Hasil Teknologi Padi China

Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah dari Sawah Hasil Teknologi Padi China

Whats New
Bulog Baru Serap 633.000 Ton Gabah dari Petani, Dirut: Periode Panennya Pendek

Bulog Baru Serap 633.000 Ton Gabah dari Petani, Dirut: Periode Panennya Pendek

Whats New
Dari Perayaan HUT hingga Bagi-bagi THR, Intip Kemeriahan Agenda PUBG Mobile Sepanjang Ramadhan

Dari Perayaan HUT hingga Bagi-bagi THR, Intip Kemeriahan Agenda PUBG Mobile Sepanjang Ramadhan

Rilis
INACA: Iuran Pariwisata Tambah Beban Penumpang dan Maskapai

INACA: Iuran Pariwisata Tambah Beban Penumpang dan Maskapai

Whats New
Bank DKI Sumbang Dividen Rp 326,44 Miliar ke Pemprov DKI Jakarta

Bank DKI Sumbang Dividen Rp 326,44 Miliar ke Pemprov DKI Jakarta

Whats New
OASA Bangun Pabrik Biomasa di Blora

OASA Bangun Pabrik Biomasa di Blora

Rilis
Pengumpulan Data Tersendat, BTN Belum Ambil Keputusan Akuisisi Bank Muamalat

Pengumpulan Data Tersendat, BTN Belum Ambil Keputusan Akuisisi Bank Muamalat

Whats New
Cara Hapus Daftar Transfer di Aplikasi myBCA

Cara Hapus Daftar Transfer di Aplikasi myBCA

Work Smart
INA Digital Bakal Diluncurkan, Urus KTP hingga Bayar BPJS Jadi Lebih Mudah

INA Digital Bakal Diluncurkan, Urus KTP hingga Bayar BPJS Jadi Lebih Mudah

Whats New
Suku Bunga Acuan BI Naik, Anak Buah Sri Mulyani: Memang Kondisi Global Harus Diantisipasi

Suku Bunga Acuan BI Naik, Anak Buah Sri Mulyani: Memang Kondisi Global Harus Diantisipasi

Whats New
Ekonom: Kenaikan BI Rate Bakal 'Jangkar' Inflasi di Tengah Pelemahan Rupiah

Ekonom: Kenaikan BI Rate Bakal "Jangkar" Inflasi di Tengah Pelemahan Rupiah

Whats New
Menpan-RB: ASN yang Pindah ke IKN Bakal Diseleksi Ketat

Menpan-RB: ASN yang Pindah ke IKN Bakal Diseleksi Ketat

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke