Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Pemerintah Pangkas Kuota Impor Minyak Pertamina 30 Juta Barel

Hal ini seiring permintaan dari Presiden Joko Widodo (Jokowi) agar minyak dalam negeri dimaksimalkan penggunaannya.

"Impor crude Pertamina saya kurangi 8.000 barel per hari (bph) selama 2020 atau sekitar 30 juta barel setahun supaya dia berupaya membeli, negosiasi dari produksi (KKKS) yang belum berhasil dibeli," kata Djoko ditemui di Gedung Migas, Jakarta, Selasa (14/1/2020).

Pada 2020, Pertamina berencana mengimpor 80 juta barel per tahun. Artinya, jatah impor Pertamina pada tahun ini hanya sekitar 50 juta barel per tahun.

Pemangkasan ini merupakan tindak lanjut dari Peraturan Menteri ESDM Nomor 42 Tahun 2018 tentang Prioritas Pemanfaatan Minyak Bumi untuk Pemenuhan Kebutuhan dalam Negeri.

Bila impor minyak dipangkas dan energi minyak dalam negeri dimanfaatkan untuk domestik, maka diperkirakan potensi serapannya mencapai 200.000 barel per hari.

"Masih lanjut, jadi sekitar 200.000 barel, sudah 120.000 barel kita beli. Sekitar 80.000 barel belum berhasil kita beli," ujarnya.


Sebelumnya, Kepala Biro Komunikasi Layanan Informasi Publik dan Kerja Sama Kementerian ESDM, Agung Pribadi mengatakan, harga minyak mentah Indonesia pada bulan Desember 2019 mencapai 67,18 dollar AS per barel atau naik 3,92 dollar AS per barel dari 63,26 dollar AS per barel pada November 2019.

"Angka ini menjadikan angka realisasi ICP (rata-rata) tahun 2019 sebesar 62,37 dollar AS per barel," ujarnya di Jakarta, Kamis (9/1/2020).

Tim Harga Minyak Indonesia melaporkan, kenaikan juga dialami ICP nasional Sumatran Light Crude (SLC) yang mencapai 67,61 dollar AS per barel atau naik 3,97 dollar AS per barel dari 63,64 dollar AS per barel.

Ditambahkan Agung, kesepakatan negara-negara OPEC untuk memperpanjang periode pemotongan produksi dan menambah besaran pemotongan produksi sebesar 500.000 barel per hari, telah membuat harga minyak mentah naik di pasar internasional selama bulan Desember 2019.

Kenaikan harga minyak dunia juga didongkrak oleh respon positif pasar atas tercapainya kesepakatan dalam pembicaraan dagang Amerika Serikat (AS)-China Tahap 1.

Kesepakatan itu meningkatkan harapan pasar pada perbaikan pertumbuhan ekonomi global serta permintaan minyak mentah global.

Selain itu, kebijakan Federal Reserve AS untuk tidak mengubah tingkat suku bunga sehubungan dengan prospek ekonomi juga dinilai menguntungkan.

https://money.kompas.com/read/2020/01/15/073100926/pemerintah-pangkas-kuota-impor-minyak-pertamina-30-juta-barel

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke