Meski demikian, pertumbuhan global harus melawan 3 hambatan struktural jangka panjang, antara lain utang, demografi, dan deglobalisasi.
Kepala ekonom global Standard Chartered, David Mann mengatakan, utang merupakan masalah besar di beberapa negara, seperti China. Memang, peningkatan utang pada tahun-tahun sebelumnya membantu China mengatasi krisis keuangan global.
Tapi, utang yang dihasilkan akan menjadi hambatan bagi pertumbuhan negara-negara tersebut di tahun-tahun mendatang. Belum lagi, China mesti mengejar pertumbuhan ekonomi double digit tahun ini sebelum melemah lebih lanjut pada 2021.
"Jadi China kemungkinan akan stabil pada tingkat minimum untuk menggandakan PDB 2020, sebelum mengalami pelemahan selanjutnya pada 2021," kata David Mann di Jakarta, Rabu (15/1/2020).
Tak hanya China, kata David, beberapa negara juga mengalami tantangan dalam pertumbuhan ekonominya. Negara seperti Jepang, Italia, Jerman, Thailand, China, Hong Kong, Taiwan, Korea Selatan, dan Singapura akan mengalami populasi yang menua sehingga menjadi tantangan.
Begitu pun Amerika Serikat yang ekonominya akan melambat lebih lanjut.
"Kami memprediksi ekonomi AS melambat lebih lanjut menjadi 1,8 persen pada tahun 2020 dan pertumbuhan kawasan Euro tetap lemah," jelas David.
Untuk itu, AS akan bergeser ke sikap yang lebih proteksionis sejak 2008. Akibatnya, negara-negara berkembang merupakan yang paling berisiko dari deglobalisasi lebih lanjut, usai sebelumnya menerima manfaat besar dari pertumbuhan ekspor.
https://money.kompas.com/read/2020/01/15/120700326/meski-tumbuh-ekonomi-global-harus-hadapi-3-hambatan-