BrandzView
Konten ini merupakan kerja sama Kompas.com dengan Sinar Mas Land
Salin Artikel

Ini Strategi ITC Roxy Mas Bertahan di Tengah Gempuran Disrupsi Digital

JAKARTA, KOMPAS.com – Wajah Soni Guntara (25) tampak semringah kala ia memasuki ITC Roxy Mas, sebuah pusat perbelanjaan di kawasan Cideng, Jakarta Pusat, Jumat (17/1/2020) sore.

Bagaimana tidak, deretan kios yang menjajakan gadget atau alat komunikasi elektronik dari berbagai merek ternama siap memanjakan hasrat Soni untuk berbelanja.

“Boleh mampir dulu, kak….”

“Silakan, cari apa?”

“Tanya-tanya dulu aja, kak, silakan….”

Alih-alih pusing untuk memilih gadget yang hendak ia beli, Soni justru semakin bersemangat saat para pelayan toko yang ia lewati dengan ramah menawarkan produk yang mereka jual. Pasalnya, Soni bisa menjajal satu per satu gadget sebelum memutuskan untuk membeli.

Suasana ini justru berbanding terbalik saat membeli gadget secara online. Memang, saat ini sudah banyak bertebaran online marketplace atau e-commerce yang menjual gadget melalui internet.

Namun, calon pembeli tidak bisa mencoba fitur gadget secara langsung (hands-on). Terlebih lagi, pembeli juga tidak mengetahui apakah toko yang menjual gadget secara online tersebut tepercaya atau tidak.

ITC Roxy Mas Departement Head Agnes Fariati mengamini pernyataan tersebut. Salah satu kelebihan yang bisa pembeli rasakan adalah rasa nyaman serta aman saat membeli gadget secara langsung tanpa rasa khawatir akan barang yang mereka beli.

“Total ada sekitar 1.000 toko di sini. Para pembeli pun bisa dengan leluasa memilih ingin membeli di mana. Selain ada toko resmi dari berbagai merek gadget ternama, kami juga menyediakan pusat servis lengkap. Ibaratnya, ITC Roxy Mas ini adalah 'One Stop Gadget',” jelas Agnes kepada Kompas.com.

Kendati demikian, Agnes mengakui gempuran disrupsi digital sedikit banyak memengaruhi jumlah konsumen yang datang untuk berbelanja secara langsung. Beberapa tenant juga sempat mengeluhkan hal yang sama.

“Selain itu, resesi ekonomi dalam negeri juga memainkan peran yang mengakibatkan daya beli masyarakat menurun. Namun, dengan strategi yang kami jalankan, ITC Roxy Mas tetap bertahan dari gempuran disrupsi ini,” terang Agnes.

Digitalisasi

Pengelola ITC Roxy Mas sadar betul bahwa kebiasaan berbelanja masyarakat Indonesia secara perlahan berpindah ke cara baru, yakni dengan cara online. Oleh karena itu, mereka memanfaatkan hal tersebut dengan memaksimalkan konten digital di media sosial yang mereka miliki.

Media sosial, sebut Agnes, bisa menjadi media promosi yang andal. Selain bisa menginformasikan perihal program promo yang sedang dijalankan, media sosial juga kerap dimanfaatkan untuk menyebarkan publikasi event yang sedang terlaksana.

Tak hanya itu, pengelola juga menyediakan Wi-Fi gratis untuk para pengunjung.

“Wi-Fi gratis ini baru kami sediakan sejak November 2019. Fungsinya agar pengunjung bisa memanfaatkan internet gratis selama 15 menit pertama dan 15 menit kedua,” ujar Agnes.

Selanjutnya, jika pengunjung masih ingin memanfaatkan Wi-Fi gratis tersebut, mereka bisa mendapatkan free pass dengan pembelian barang minimal Rp 100.000.

“Kami juga memaksimalkan kamera pengintai atau CCTV demi keamanan pengunjung. Dengan merasa aman, tentu pengunjung akan dengan leluasa berbelanja tanpa harus khawatir,” ungkapnya.

Strategi pada 2020

Di zaman yang serba cepat ini, Agnes mengakui bahwa perubahan adalah hal yang mutlak dilakukan supaya bisa bertahan.

Untuk itu, pihaknya sudah merencanakan strategi menjelang pergantian tahun untuk menarik lebih banyak lagi pengunjung datang ke ITC Roxy Mas.

“Tahun depan kami akan membenahi eksterior gedung dengan tampilan yang lebih minimalis, fresh, dan muda. Kami pun hendak menggandeng beberapa tenant kopi kekinian dan mengadakan event kuliner supaya bisa menarik perhatian anak-anak muda untuk datang,” jelas Agnes.

Selain itu, ITC Roxy Mas pun akan memanfaatkan tren anak muda yang menggemari online game.

“Kami akan fokus dengan menyediakan experience pengunjung terkait gaming atau e-sports. Caranya, bisa dengan menggandeng beberapa komunitas gaming dan mengadakan berbagai kompetisi e-sports,” terangnya.

Satu lagi yang unik dan khas dari pusat perbelanjaan ini, yakni banyak menjajakan nomor cantik untuk dibeli pengunjung.

“Ini salah satu signature kami. Di ITC Roxy Mas banyak tersedia nomor-nomor cantik yang dijual. Mulai dari harga ratusan ribu sampai ratusan juta. Uniknya lagi, ternyata peminat atau target market untuk penjualan nomor cantik ini banyak tersedia,” jelas Agnes.

Dengan strategi-strategi yang dijalankan tersebut, Agnes pun optimistis ITC Roxy Mas dapat bertahan dari gempuran disrupsi digital dan memberikan pengalaman terbaik bagi konsumennya sesuai dengan slogan “One Stop Gadget” yang dicanangkan.

https://money.kompas.com/read/2020/01/21/075120426/ini-strategi-itc-roxy-mas-bertahan-di-tengah-gempuran-disrupsi-digital

Terkini Lainnya

Bagikan artikel ini melalui
Oke