Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

BI Diprediksi Tak Ubah Suku Bunga Acuan

JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Riset Center of Reform on Economics (Core), Piter Abdullah memprediksi Bank Indonesia (BI) akan mempertahankan suku bunga 7-Day Reverse Repo Rate (7DRRR) sebesar 5 persen.

Meskipun, dia menilai, ada peluang penurunan suku bunga BI.

"Perkiraan saya BI masih akan menahan suku bunga pada bulan ini. Memang BI punya ruang untuk melanjutkan penurunan suku bunga mengingat nilai tukar rupiah yang dalam tren penguatan. Sementara tingkat inflasi juga sangat rendah," katanya kepada Kompas.com, Kamis (23/1/2020).

Kendati demikian, dia mengusulkan kepada BI agar tak terburu-buru dalam mengambil keputusan penurunan suku bunga. Alasannya, bank sentral masih menantikan respon perbankan yang masih enggan mengikuti acuan BI Rate sebelumnya.

"Tapi BI sebaiknya memberi waktu untuk perbankan merespons terlebih dahulu penurunan suku bunga acuan yang sebelumnya. Sampai saat ini penurunan suku bunga kredit masih sangat lambat," ujarnya.

Pendapat senada juga disampaikan oleh ekonom PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk, Kiryanto yang memproyeksi BI tetap mempertahankan suku bunganya.

"Saya kira RDG BI hari ini mengambil keputusan untuk tetap mempertahankan suku bunga acuan (BI7DRRR) di level 5 persen, pun dengan suku bunga Deposit Facility dan Lending Facility tetap tidak berubah. Pertimbangan dari faktor eksternal adalah ada kecenderungan bank-bank sentral (termasuk Fed) menahan suku bunga acuannya lantaran target pertumbuhan ekonomi dan laju inflasinya masih sesuai yang ditargetkan," kata dia.

Pasalnya, bank sentral Amerika Serikat (The Fed) masih berpandangan perekonomian AS masih tumbuh kuat di kisaran 2 persen, inflasi 1,8 persen.

Angka Purchasing Manager Index (PMI) di AS juga masih di atas ambang normal di level 50,

"Tepatnya sekitar 52 sampai 53 yang artinya perekonomian AS masih ekspansif. Jerman dan beberapa negara maju pun mampu tumbuh positif di atas 1 persen. Kesepakatan trade war fase satu, tekanan Brexit yang menurun serta risiko geopolitik yang juga mereda, memberikan pijakan bagi bank-bank sentral untuk tidak mengubah stance suku bunga acuannya," jelasnya.

Bila melihat pertimbangan dari faktor domestik, arah perkembangan ekonomi masih sesuai target. Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2019 mencapai 5,04 persen, dengan outlook pertumbuhannya pada tahun ini sebesar 5,1-5,3 persen.

Inflasi terjaga baik di level 2,72 persen (2019) dan berkisar 3 persen pada proyeksi 2020.

"Persepsi investor asing masih optimis dengan outlook perekonomian yang tumbuh stabil di kisaran 5 persen di saat sejumlah negara mengalami koreksi ke bawah. kebijakan moneter dan fiskal dinilai sinkron dan akomodatif (counter cyclical atau dovish) untuk menstimulasi pertumbuhan ekonomi serta kondisi politik dan keamanan dalam negeri relatif stabil," ujarnya.

Kiryanto juga melihat peluang penurunan suku bunga acuan BI sebesar 25 basis point (bps) menjadi 4,75 persen pada RDG BI di bulan-bulan berikutnya.

"Untuk RDG BI kali ini maupun di waktu-waktu yang akan datang BI juga masih punya kebijakan makroprudensial yang bisa direlaksasi untuk menstimulasi permintaan kredit baik dari sisi supply maupun demand," katanya.

https://money.kompas.com/read/2020/01/23/124612626/bi-diprediksi-tak-ubah-suku-bunga-acuan

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke