Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Peter F Gontha, "Orang Cendana" yang Jadi Komisaris Garuda

Salah satu sosok yang jadi sorotan yakni Peter F Gontha yang ditunjuk Menteri BUMN Erick Thohir menempati posisi komisaris perusahaan.

Peter F Gontha dikenal sebagai perwakilan dari CT Corp milik pengusaha Chairul Tanjung. Lewat PT Trans Airways, CT Corp menjadi pemegang saham terbesar kedua di Garuda Indonesia setelah Pemerintah Republik Indonesia.

Selain Peter F Gontha, CT Corp menempatkan dua wakil lainnya di dewan komisaris dan direksi Garuda Indonesia, yakni Chairul Tanjung dan Dony Oskaria.

Peter F Gontha merupakan bekas Duta Besar (Dubes) Indonesia untuk Polandia. Sosoknya juga dikenal dekat dengan lingkaran keluarga Cendana.

Nama Peter F Gontha tercatat pernah menduduki posisi penting serta memiliki saham besar di perusahaan-perusahaan milik anak-anak mantan Presiden Soeharto.

Peter F Gontha mengungkapkan, tugas barunya menjadi Komisaris Garuda Indonesia merupakan tantangan yang sulit.

"Hanya Tuhan Yang Mahakuasa yang mengetahui akhir cerita Garuda. Tantangan dan pekerjaan yang luar biasa sulitnya, semoga bisa kita perbaiki," kata Peter F Gontha dalam keterangannya, seperti dikutip Antara.

Pengusaha nasional tersebut mengatakan bahwa usianya tak muda lagi, tetapi tetap akan terus berupaya memperbaiki kinerja Garuda.

"Apa saya bisa, sementara umur saya juga tak muda lagi. Ucapan selamat dan selamat berjuang banyak saya terima, semoga bisa, semoga kita bisa menyelesaikan tugas perbaikan ini," kata dia.

Lingkaran keluarga Cendana

Diberitakan harian Kompas, 4 Januari 1994, Peter F Gontha bersama dengan Bambang Trihatmodjo mendirikan Grup Bimantara pada tahun 1981. Di awal pendiriannya, bisnis Bimantara banyak bermitra dengan pengusaha-pengusaha kuat nasional.

Tiga nama lain yang mengendalikan Grup Bimantara yaitu Indra Rukmana yang merupakan suami Siti Hardiyanti Rukmana, putri sulung Presiden Soeharto; Mochamad Tachril; dan Rosano Barack.

Selain mendapatkan porsi saham, Peter F Gontha juga berperan sebagai Wakil Presiden Direktur di grup usaha keluarga Cendana tersebut.

Sementara menurut Peter F Gontha, dirinya baru bergabung dengan Bimantara tahun 1984.

"Saya join Bimantara1984. Sampai 1983 masih jadi bos AMEX," sebutnya. 

Peter F Gontha memang pernah menjadi Vice President American Express (AMEX) Bank untuk Asia.

Pada periode 1990/1991, setelah lebih kurang sembilan tahun beroperasi, aset usaha grup swasta nasional itu berkembang luas pada 11 jalur kelompok bisnis dengan 113 perusahaan, menyusul terbentuknya satu jaringan usaha baru, yakni Kelompok Komunikasi, Penyiaran, dan Publikasi.

Kelompok baru itu meluas dengan tiga perusahaan televisi, antara lain PT Rajawali Citra Televisi Indonesia (RCTI) dengan 65 persen aset Bimantara, dan PT Surya Citra Televisi Indonesia (SCTV) yang merupakan usaha patungan Bimantara dengan bos Subentra Group Sudwikatmono, dan bos Napan Group Henry Pribadi.

Sedangkan pada jaringan usaha telekomunikasi, dikembangkan empat perusahaan, antara lain PT Elektrindo Nusantara (telepon genggam) dengan aset 50 persen Bimantara dan 50 persen NEC Sumitomo.

Kemudian, PT Mediacitra Indostar (satelit) dengan komposisi 30 persen saham Bimantara, 40 persen saham PT Telkom, dan sisanya terbagi pada tiga pihak, yakni Ny. Siti Hardiyanti, PT Seruni Sejati, dan Departemen Penerangan.

Kedua jaringan dalam kelompok baru itu masih ditambah lagi dengan jaringan usaha radio FM, media cetak, dan periklanan, yang membawahkan dua perusahaan radio, yakni PT Radio Tri Jaya Sakti (Jakarta) dan PT Radio Surya Cakra FM (Surabaya).

Dua media cetak yakni PT Citra Media Nusa Purnama (Harian "Media Indonesia") dan PT Vista Yama (Majalah "Vista"), serta satu perusahaan periklanan PT Postindo Promodio Audiovisual yang bergerak dalam bidang iklan televisi.

Peter F Gontha juga pernah menjabat sebagai Komisaris Plaza Indonesia, perusahaan lain yang terafiliasi dengan Bimantara Grup milik Bambang Trihatmodjo. Kemudian menjabat direksi di RCTI, perusahaan televisi swasta pertama di Indonesia milik keluarga Cendana.

Bisnis dengan Titiek Soeharto

Peter F Gontha lewat perusahaannya PT Sinar Estetika juga pernah berkongsi dengan Siti Hediati Prabowo melalui PT Maharani Paramitra.

Keduanya menggandeng PT Mulialand membangun kompleks apartemen Taman Anggrek di Slipi (Jakarta Barat), yang dilengkapi pusat perbelanjaan terbesar di Asia Tenggara.

Proyek besar ini didanai Mulia Group dengan menawarkan 147 juta lembar saham Mulialand kepada masyarakat, atau 30 persen dari total saham PT Mulialand.

Sebanyak 58 persen hasil penjualan saham itu kelak akan digunakan untuk membiayai Proyek Taman Anggrek Mall & Condominium yang terdiri dari 2.800 unit apartemen di delapan menara (tower) setinggi 45 lantai, termasuk enam lantai pusat pertokoan.

Dana hasil go public itu juga digunakan untuk pembangunan Gedung BRI III dan pengadaan lahan untuk pengembangan Mulialand di masa depan.

Mulialand adalah holding company Mulia Group untuk divisi properti, yang memiliki enam anak perusahaan. Hingga kini, Mulialand memiliki enam gedung perkantoran, yakni Lippo Life Building, Kuningan Plaza, Mulia Tower, Gedung BRI II, Mulia Center, dan Plaza 89.

Taman Anggrek dibangun pada areal 64.000 meter persegi oleh anak perusahaan Mulialand, PT Mulia Intipelangi, yang sahamnya dimiliki Mulialand (70 persen), Siti Hediati (22,5 persen), dan Peter Gontha 7,5 persen.

Pusat pertokoannya selesai dibangun tahun 1995 dan apartemennya tahun 1996.

Pendapatan Mulialand tahun 1993 sebesar Rp 125 miliar dan tahun 1994 diperkirakan meningkat menjadi Rp 367 miliar akibat penjualan Apartemen Taman Anggrek senilai Rp 201 miliar, serta kenaikan tingkat hunian perkantoran.

Laba perseroan diperkirakan meningkat dari Rp 68 miliar tahun 1993 menjadi Rp 178 miliar tahun 1994, sedangkan laba bersih setelah pajak naik dari Rp 25 miliar menjadi Rp 122 miliar.

https://money.kompas.com/read/2020/01/24/123600226/peter-f-gontha-orang-cendana-yang-jadi-komisaris-garuda

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke