Namun, saat ini PLN menilai bahwa harga gas yang dipasok oleh PT Pertamina (Persero) masih tinggi.
"Bagaimana (agar) harga gasnya jangan mahal-mahal," kata Direktur Pengadaan Strategis II Djoko Abumanan di Gedung DPR RI, Jakarta, Selasa (28/1/2020).
Djoko menjelaskan, saat ini pihaknya masih membeli gas dari Pertamina dengan harga 9,3 dollar AS per Million Metric British Thermal Unit (MMBTU).
Ia meminta harga gas ditekan layaknya industri lain, yakni 6 dollar AS per MMBTU.
Pasalnya, harga gas nantinya akan berdampak terhadap harga listrik.
"Kami hari ini belinya 9,3 dollar AS (per MMBTU) untuk 55 kargo, bayangin. Iya iyalah (ingin harga gas 6 dollar AS per MMBTU)," ujarnya.
Ditemui di tempat yang sama, Direktur Utama PLN Zulkifli Zaini mengatakan, berdasarkan perhitungan yang sudah dilakukan pihaknya, gasifikasi mampu menghemat penggunaan BBM hinggga 1 juta kilo liter (KL) per tahun.
Pada tahun lalu, PLN mencatat konsumsi BBM sepanjang 2019 mencapai 2,6 juta KL. Maka dengan adanya gasifikasi konsumsi BBM mampu ditekan ke level 1,6 juta KL.
Dengan pemangkasan tersebut, Zulkifli mengklaim pihaknya mampu menghemat anggaran perseroan hingga Rp 4 triliun per tahunnya.
"Estimasi pengurangan biaya operasi Rp 4 triliun (per tahun)," kata dia.
Mantan Direktur Utama Bank Mandiri itu menjelaskan, gasifikasi merupakan salah satu upaya perseroan untuk membantu pemerintah menekan angka defisit migas yang terus melebar.
Program ini sendiri sudah tertuang di dalam Keputusan Menteri ESDM No. 13 Tahun 2020 tentang gasifikasi pembangkit tenaga listrik.
Oleh karenanya, PLN sudah menyelesaikan kajian mengenai pembangunan pembangkit dengan bahan bakar BBM dan gas.
"Sebagai bentuk implementasi Kepmen ESDM no 13/2020 mengenai gasifikasi, PLN telah lakukan identifikasi untuk perencanaan konstruksi pembangkit," ucapnya.
https://money.kompas.com/read/2020/01/29/100100426/kembangkan-gasifikasi-pln-minta-harga-gas-ditekan