Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Bisnis Krakatau Steel, BUMN Baja tapi Jadi Developer Rumah Tipe 52

JAKARTA, KOMPAS.com - PT Krakatau Steel (Persero) Tbk tengah jadi sorotan. Menteri BUMN Erick Thohir memelototi kinerja keuangan yang terus merugi bertahun-tahun serta utang yang menggunung hingga Rp 40 triliun.

Erick Thohir juga menyoroti struktur perusahaan yang gemuk, di mana banyak perusahaan anak dan cucu tak terkait dengan lini bisnis utamanya (core business), yakni industri baja.

Uniknya, meski punya fokus pada industri baja, Krakatau Steel juga merambah bisnis pengembang atau developer perumahan. Di bawah bendera anak usaha PT Krakatau Industrial Estate Cilegon atau KIEC, Krakatau Steel membangun hunian di dua lokasi.

Dilihat dari laman resmi KIEC, perusahaan mengembangkan kawasan perumahan Pejaten Mas Estate di Serang, Banten. Rumah bertipe 52 itu telah terjual habis alias sudah sold out.

"Pejaten Mas Estate, seluas 15 ha dapat dicapai hanya dalam waktu 10 menit dari Cilegon dan 10 menit dari Serang, Ibu Kota Provinsi Banten. Letaknya yang ada di kaki Gunung Pinang, membuat penghuninya selalu dapat menikmati kenyamanan tinggal di nuansa pegunungan," bunyi iklan marketing KIEC.

Proyek residensial lain yang digarap anak usaha Krakatau Steel ini yaitu Bumi Rakata Asri.

Dalam keterangan KIEC, perumahan ini dapat dijangkau hanya 5 menit dari Kota Cilegon. Selain itu, keistimewaan hunian ini adalah punya akses langsung ke Jalan Lingkar Selatan Kota Cilegon.

"Berada pada kawasan perbukitan yang terpisah jauh dari daerah industri membuat Bumi Rakata Asri menjadi hunian yang nyaman dengan lingkungan yang alami dan asri," bunyi keterangan KIEC dikutip dari laman resminya.

Perumahan yang dikembangkan KIEC ini terbilang mewah di kelasnya. Hanya ada 44 unit yang dijual di atas lahan 1,8 hektar dengan dilengkapi kolam renang dan sport center.

Sebagai informasi, seperti dikutip dari Annual Report 2018, emiten bursa berkode KRAS ini tercatat memiliki 11 anak perusahaan 15 perusahaan afiliasi atau bukan pengendali saham mayoritas sebanyak 15 perusahaan.

Jumlah tersebut belum termasuk cucu perusahaan yang dimiliki anak-anak perusahaan yang terdaftar maupun perusahaan afiliasinya. Cucu perusahaan bahkan disebut-sebut sampai 60 perusahaan.

Bisnis lain

Bisnis di luar baja lain yang dimiliki Krakatau Steel yakni rumah sakit. BUMN yang berpusat di Cilegon ini mengoperasikan RS Kratau Medika yang dikelola anak perusahaan PT Krakatau Medika dengan kepemilikan saham 96,93 persen.

Pendirian PT Krakatau Medika merupakan bagian dari proses reorganisasi dan restrukturisasi PT Krakatau Steel (Persero) pada tahun 1996.

Berada di atas lahan 13,5 hektare, rumah sakit ini memiliki kapasitas 282 tempat tidur dengan fasilitas dan layanan yang terbilang lengkap.

Lalu ada usaha properti yang dijalankan anak perusahaan PT Krakatau Industrial Estate Cilegon atau KEIC.

Selain mengelola kawasan industri sebagai bisnis utamanya, perusahaan ini merambah bisnis real estate lain seperti lapangan golf di The Royale Krakatau Golf, hotel, perkantoran, pergudangan, dan waterbom di Krakatau Water World.

Selain itu, perusahaan ini juga menjadi pengembang atau developer perumahan dengan proyeknya Grand Rakata Residence.

Anak perusahaan lain yang bergerak di luar sektor industri baja lainnya yakni PT Information Technology yang bergerak di bidang jasa teknologi informasi, PT Krakatau Tirta di sektor pengelolaan air.

Kemudian PT Krakatau Bandar Samudera yang jadi operator Pelabuhan Cigading, dan PT Krakatau Daya Listrik yang bergerak di usaha listrik serta minyak dan gas.

Rugi dan tersandung KPK

Perusahaan membukukan rugi tahun berjalan sebesar 77,16 juta atau sekitar 234 miliar (kurs Rp 13.636).

Tahun 2017, perusahaan juga mencatatkan rugi sebesar 86,09 juta dollar AS. Kerugian terbesar terjadi pada tahun 2015 sebesar sebesar 326,51 juta dollar AS atau setara Rp 4,45 triliun.

Tahun 2014, perusahaan juga mencatatkan rugi tahun berjalan sebesar 154,18 juta dollar AS, kemudian berturut-turut perusahaan membukukan rugi pada tahun 2016 rugi 180,72 juta dollar AS.

Rentetan utang dari tahun ke tahun tersebut jelas sangat membebani kinerja perseroan. Krakatau Steel bahkan tercatat selalu rugi sejak tujuh tahun berturut-turut.

Krakatau Steel pernah disorot karena proyek pabrik yang mangkrak. Saat itu, perusahaan tak juga menyelesaikan proyek pembangunan blast furnace.

Belum selesai masalah, beberapa waktu lalu, salah satu direkturnya juga diciduk Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

KPK menetapkan Direktur Teknologi dan Produksi Krakatau Steel Wisnu Kuncoro sebagai tersangka suap pada tahun lalu setelah operasi tangkap tangan (OTT).


Utang menggunung

Sebelumnya, Erick Thohir menyoroti soal restrukturisasi utang yang dilakukan Krakatau Steel. Mulanya, Erick menyebut restrukturisasi utang perusahaan plat merah itu senilai Rp 40 triliun.

Namun, hitungan tersebut dia akumulasikan dengan utang-utang anak perusahaan Krakatau Steel. Jika dihitung utang perusahaan induknya saja, jumlah restrukturisasinya hanya sekitar Rp 31 triliun.

“Kan nilai langsungnya 2,2 miliar dollar AS, jadi kurang lebih Rp 30 triliun, tapi kalau kita sisir lagi Krakatau Steel punya anak-anak juga. Jadi saya berasumsi secara global ini akan lebih besar utangnya,” ujar Erick.

https://money.kompas.com/read/2020/01/29/171625126/bisnis-krakatau-steel-bumn-baja-tapi-jadi-developer-rumah-tipe-52

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke