Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

6 Hal yang Dapat Dipelajari dari Mendiang Kobe Bryant

NEW YORK, KOMPAS.com - Dunia dikejutkan dengan meninggalnya legenda basket Kobe Bryant.

Pekan lalu, Bryant yang berusia 41 tahun tewas dalam kecelakaan helikopter yang ditumpanginya. Kecelakaan yang terjadi di Calabasas, California, AS tersebut turut menewaskan putri Bryant, Gianna.

Tak lagi aktif menjadi atlet basket, Bryant membangun kerajaan bisnisnya. Salah satu di antaranya adalah rumah produksi Granity Studios.

Sepanjang kariernya pun Bryant dikenal dengan kegigihan dan etos kerjanya yang mumpuni. Karakter Bryant ini turut membawa timnya, LA Lakers meraih kemenangan berkali-kali.

Dikutip dari Entrepreneur, Senin (3/2/2020), berikut ini 6 hal yang dapat dipelajari dari mendiang Bryant.

1. Etos kerja yang kuat

Bryant terkenal dengan etos kerja yang tak kenal lelah dan tidak toleran dengan orang yang malas.

Suatu kali dia pernah mengeluarkan pernyataan, "Saya tidak memiliki kesamaan dengan orang-orang malas yang menyalahkan orang lain karena kurang sukses, hal-hal besar datang dari kerja keras dan ketekunan, tidak ada alasan".

Dia selalu bersedia meluangkan waktu karena tidak ingin dikalahkan oleh kompetisi dan tidak pernah membuat alasan.

Pada saat bermain, Bryant diketahui menggunakan tangan kirinya ketika bahunya terluka. Ia bahkan pernah bermain dengan keadaan demam.

2. Menjadi obsesif

Kobe tidak hanya menginvestasikan waktu dan tenaganya dalam basket, pun ia mendedikasikan dirinya dalam segala hal untuk menjadi salah satu yang terbaik.

Ia juga pernah mengeluarkan pernyataan seperti ini, "Jika Anda ingin menjadi hebat di bidang tertentu Anda harus terobsesi dengannya. Banyak orang mengatakan ingin menjadi hebat tetapi mereka tidak mau melakukan pengorbanan yang diperlukan untuk mencapai hal besar."

Bryant pun tidak bisa menyembunyikan cintanya pada olahraga basket yang telah membesarkan namanya. Mentalitas ini pun tak ada salahnya Anda miliki juga.

3. Pemimpin menciptakan pemimpin

Bryant sering sekali secara agresif mendorong rekannya agar menjadi yang terbaik. Dalam sebuah kesempatan, ia mengaku senang menantang orang lain.

"Saya senang menantang orang dan membuat mereka tidak nyaman. Ini yang berujung pada introspeksi dan perbaikan diri. Anda bisa bilang saya menantang orang untuk menjadi yang terbaik," ungkap ayah 4 anak ini.

4. Mempelajari keterampilan baru

Salah satu pertanyaan yang sering ditanyakan Bryant pada dirinya sendiri setelah pensiun tahun 2016 adalah apa yang telah dinikmatinya.

Ketika dia menemukan jawabannya, dia mendirikan perusahaan produksi multimedia Granity Studios.

Pada tahun 2018, Bryant memenangkan penghargaan Academy Award, Sport Emmy dan Annie Award untuk film animasi pendeknya yaitu Dear Basketball.

Dia bangga menjadi orang Afrika-Amerika pertama yang memenangkan penghargaan dalam kategori itu dan percaya perlu ada lebih banyak keanekaragaman.

5. Mentalitas "Mamba"

Di usia 13 tahun, Bryant memutuskan menjadi salah satu pemain bola basket terbaik yang pernah bermain dan hal yang lain selain itu ia kesampingkan.

Dalam sebuah wawancara, Bryant pun mengatakan dia terinspirasi oleh pemain hebat seperti Michael Jordan dan Magic Johnson.

Dia juga pernah bertanya pada dirinya sendiri, "Apakah saya bisa mencapai tingkat seperti dia?" dan jawaban dia sendiri adalah, "Saya tidak tahu tapi mari kita cari tahu".

Dia percaya bahwa jika orang lain bisa melakukan sesuatu maka dia juga bisa. Ketika Anda mengikuti jejak orang-orang sukses Anda bisa mendapatkan hasil yang sama atau bahkan lebih baik.

6. Menghadapi tekanan

Baik dalam bisnis dan kehidupan pribadi, Anda harus membuat keputusan penting ketika Anda berada di bawah tekanan.

Terkadang keputusan yang Anda buat mungkin bukan keputusan yang tepat tetapi di situlah orang-orang banyak belajar.

Ketika Bryant berusia 18 tahun, ia mencoba melakukan tembakan di detik-detik terakhir pertandingan playoff yang penting melawan Utah Jazz. Dia melempar bola dengan percaya diri tetapi bolanya tidak masuk dengan tepat dan timnya kalah.

Kegagalan ini menjadi titik balik bagi Bryant yang menghabiskan seluruh musim memperbaiki performanya. Ia tidak mengganggap dirinya gagal walaupun sebanrnya gagal.

Ia menggunakan momen untuk terus belajar dan bangkit lagi.

https://money.kompas.com/read/2020/02/03/190000126/6-hal-yang-dapat-dipelajari-dari-mendiang-kobe-bryant

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke