Pada Januari 2020, pemerintah China menyatakan harga barang konsumsi mengalami inflasi sebesar 5,4 persen. Angka ini menjadi yang tertinggi sejak Oktober 2011.
Mengutip dari CNN, Selasa (11/2/2020), makanan menjadi komoditas utama yang menyumbang inflasi barang konsumsi, dengan porsi mencapai satu per tiga.
Pasalnya, selain merebaknya virus corona, wabah demam babi Afrika juga berdampak terhadap meroketnya harga babi di China yang mencapai 116 persen.
Sementara itu, komoditas sayur-sayuran mengalami kenaikan harga hingga 17 persen pada Januari 2020.
Badan statistik China bahkan menekankan bahwa selain adanya momen tahun baru Imlek, virus corona juga menjadi pendorong utama harga konsumsi di Negeri Tirai Bambu tersebut.
Pasalnya, virus yang telah membunuh lebih dari 900 orang ini telah menyebabkan adanya gangguan baik di level produksi maupun distribusi.
Mayoritas masyarakat China memutuskan untuk mengurung dirinya di rumah untuk mencegah penyebaran virus.
Selain itu, kebanyakan perusahaan di China juga memutuskan untuk meliburkan pegawainya.
Perusahaan finansial asal Jepang, Nomura memproyeksikan angka inflasi barang konsumsi China akan mengalami penurunan pada Februari 2020, sebab sudah tidak ada lagi momen perayaan hari raya besar.
Kendati demikian, angka inflasi diprediksi masih berada di kisaran 4 persen, akibat masih belum stabilnya perekonomian di China.
https://money.kompas.com/read/2020/02/11/063900226/wabah-virus-corona-harga-harga-barang-di-china-melonjak